Cinta Pertama vs Gigi Bungsu: Makna di Balik Kata Sarangni
“Boy, I ch-ch-ch-ch-cherish my love”
Annyeong! Apakah Sahabat LBI sudah melihat video musik terbaru dari girl group K-Pop ILLIT? Indah sekali, ya! Lantunan lirik lagunya, terutama pada bagian chorus, juga terdengar sangat adiktif, bukan?
Dalam musik video Cherish (My Love), para anggota ILLIT bergabung dalam suatu perkumpulan bernama “Sarangnee Club”. Sebagai anggota klub tersebut, mereka ditunjukkan dalam video musik harus merawat gigi bungsu masing-masing sebelum maupun setelah dicabut. Akan tetapi, konsep musik video Cherish (My Love) cukup berbeda dengan tema dari lirik lagunya yang berfokus membahas perasaan berbunga-bunga karena jatuh cinta kepada seseorang.
Lalu, apa kaitan antara gigi bungsu dengan cinta?
Dalam bahasa Korea, 사랑니 (sarangni) berarti ‘gigi bungsu’. Kata sarangni juga dapat diartikan sebagai ‘love tooth’ atau ‘gigi cinta’. Permainan kata ini disebabkan oleh gabungan kata yang ada dalam sarangni, yaitu 사랑 (sarang) yang berarti ‘cinta’ dan 니 (ni) yang berarti ‘gigi’.
Pada umumnya, gigi bungsu mulai tumbuh ketika seseorang berusia 17 tahun. Tumbuhnya gigi bungsu identik dengan rasa sakit pada bagian belakang gigi atau gusi sehingga membuat pipi terlihat bengkak. Apabila rasa sakit sudah sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, maka dokter akan menyarankan pasiennya untuk mencabut gigi bungsu tersebut.
Kata sarangni kemudian menjadi simbol dari cinta pertama di kalangan masyarakat Korea. Usut punya usut, ternyata mereka percaya bahwa setiap orang akan mengalami cinta pertamanya di usia saat gigi bungsu mulai tumbuh. Tidak selamanya cinta pertama berakhir bahagia; rasa sakit yang dialami dalam kisah cinta pertama pun dianggap sama seperti rasa sakit yang disebabkan oleh tumbuhnya gigi bungsu.
Fenomena ini terdengar cukup familiar ya, Sahabat LBI? Jadi teringat dengan lagu lawas dari Indonesia, deh!
“Daripada sakit hati
Lebih baik sakit gigi”
Apakah Sahabat LBI sudah memiliki cinta pertama? Semoga kisah cinta pertama Sahabat LBI berakhir dengan indah ya!
Penulis: Ganesha Anugrah Ratri (Prodi Indonesia 2022)