“Loesje”, Ketika Kritis dan Kreatif Bersatu dalam Kolektif
Poster-poster berisi tulisan motivasi, slogan, ataupun iklan adalah hal yang lumrah tersebar di tempat umum. Terutama dengan adanya perkembangan teknologi, kini Sahabat LBI pun dapat sering menemukan poster-poster tersebut di media sosial. Selain mampu menjadi media pemasaran yang efektif, poster juga lazim digunakan sebagai media ekspresi atau tanggapan terhadap bermacam isu. Dorongan seperti itulah yang menjadi dasar kemunculan sebuah gerakan kolektif di Belanda pada tahun 1983 bernama “Loesje”, yaitu gerakan yang menjadi ruang beropini dan berkreasi melalui desain poster yang seragam.
“Loesje”, adalah nama yang lazim digunakan untuk nama perempuan Belanda. Dalam gerakan poster ini, Loesje menjadi sosok fiktif yang digunakan sebagai identitas kolektif sehingga semua tulisan tampak berasal dari “satu suara”, meskipun sebenarnya ditulis oleh banyak orang melalui proses diskusi dan kolaborasi. Dilansir dari situs Loesje (loesje.org), tertulis bahwa adanya Loesje sebagai ruang terbuka publik yang mempersilakan siapapun membuat poster versi mereka masing-masing memiliki tujuan untuk mendorong audiensnya melihat suatu hal dari perspektif baru dan mengambil tindakan terkait isu tersebut. Poster Loesje pun mudah dikenali karena desainnya yang konsisten dan sederhana: latar putih, tulisan tangan hitam, dan selalu memiliki tanda tangan dari “Loesje”.
Teks-teks yang dihadirkan dalam poster Loesje juga menjadi daya tarik yang mampu mengundang bermacam interpretasi pembacanya, terutama dengan adanya pendekatan linguistik yang brilian dalam eksekusi poster, seperti penggunaan kalimat-kalimat sederhana beserta penuansaan nada teks yang jenaka, ambigu, sekaligus ironis. Melalui situs Loesje, Sahabat LBI juga dapat dengan mudah menelusuri bermacam jenis topik yang pernah diulas dalam poster Loesje, karena situs tersebut menyediakan fitur kategori topik, tahun rilis, pilihan bahasa, atau bahkan kata spesifik yang ingin kalian cari.
Kehadiran gerakan kolektif Loesje ini mengingatkan kita akan kekuatan bahasa yang lebih dari sekadar alat komunikasi, tetapi juga jembatan untuk memahami realitas sosial secara kritis. Kini Loesje pun tidak hanya hadir dalam bahasa Belanda, namun juga tersedia dalam 39 bahasa asing lainnya. Menarik bukan? Kira-kira Loesje seperti apa ya yang akan disusun oleh Sahabat LBI?
Penulis: Ross Roudhotul J. (Sastra Belanda 2022)