"Menyontek” atau “Mencontek”: Kesalahan Umum Penggunaan Imbuhan dalam Bahasa Indonesia
“Andi menyontek tugas temannya.”
“Andi mencontek tugas temannya.”
Dari dua contoh kalimat di atas, apakah Sahabat LBI dapat menentukan kalimat mana yang tepat? Apabila Sahabat LBI menjawab kalimat pertama, maka jawaban ini adalah pilihan yang tepat! Pada contoh di atas, bentuk dasar dari kata kerja tersebut adalah “sontek” bukan “contek”. Maka dari itu, saat diberikan imbuhan “men-”, bentuk kata yang benar adalah “menyontek” bukan “mencontek”.
Dalam bahasa Indonesia, beberapa kata dapat mengalami perubahan ketika mendapatkan imbuhan. Kesalahan seperti contoh di atas sering terjadi karena terdapat pergeseran fungsi terkait pelafalan sehari-hari tanpa dilakukan pengoreksian terhadap aturan penggunaan bahasa yang tepat. Namun, apa sih imbuhan itu?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), imbuhan atau afiks merupakan suatu istilah linguistik yang berarti bubuhan pada kata dasar untuk membentuk suatu kata baru. Imbuhan dapat berupa awalan (prefiks), sisipan (infiks), dan akhiran (sufiks).
- Prefiks
Prefiks atau awalan adalah imbuhan yang terletak di awal suatu kata dasar. Bentuk-bentuk prefiks adalah me-, pe-, per-, ber-, te-, ter-, dan ke-. Salah satu contoh penggunaannya adalah pada kata “tulis”, yang saat diberikan imbuhan “me-” berubah menjadi “menulis”.
- Infiks
Sementara itu, infiks adalah imbuhan yang terletak di tengah-tengah suatu kata dasar. Bentuk-bentuk infiks adalah -em-, -el-, -er-, dan -in-, yang salah satu contoh penggunaannya adalah pada kata “telunjuk” dari kata dasar “tunjuk”.
- Sufiks
Sufiks atau akhiran adalah imbuhan yang terletak pada akhir suatu kata dasar, seperti -kan, -i, -an. Contoh kata yang menggunakan sufiks yaitu kata “mainan” yang berasal dari kata dasar “main”
Berikut ini adalah beberapa contoh kekeliruan yang umum terjadi dalam penggunaan imbuhan.
- Ayah mensapu halaman belakang (X)
- Ayah menyapu halaman belakang (√)
Apabila suatu kata dasar diawali oleh huruf konsonan k, t, s, dan p lalu diikuti oleh huruf vokal (a, i, u, e, o) maka huruf tersebut akan luluh jika mendapat imbuhan “men-”. Kata dasar pada contoh tersebut adalah “sapu”. Lalu, karena kata “sapu” diawali dengan huruf konsonan s dan diikuti dengan huruf vokal a, maka terjadi peluluhan. Oleh karena itu, bentuk kata yang tepat adalah “menyapu” bukan “mensapu”.
Contoh lainnya:
- Kamu tidak akan bisa merubah fakta itu. (X)
- Kamu tidak akan bisa mengubah fakta itu. (√)
Kata dasar dari “mengubah” adalah “ubah”, sedangkan “rubah” adalah nama hewan. Dalam bahasa Indonesia, kata yang diawali oleh huruf vokal (a, i u, e, o) akan menggunakan imbuhan “meng-” bukan “me-”.
Untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan imbuhan seperti contoh-contoh di atas, ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan, antara lain:
- Perhatikan makna dasar kata
Sebelum menambahkan imbuhan, pastikan bahwa Sahabat LBI telah memahami bentuk dasar suatu kata dan bagaimana imbuhan tersebut akan mempengaruhi makna dari kata tersebut.
- Gunakan aturan tata bahasa yang benar
Setiap imbuhan memiliki aturan dan pola perubahannya masing-masing dalam bahasa Indonesia. Agar dapat membuat kalimat yang benar dan efektif, Sahabat LBI harus mengetahui dan mempelajari apa saja pola perubahan kata yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
- Periksa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Apabila masih ragu, Sahabat LBI dapat terlebih dahulu memeriksa kata yang digunakan di dalam kamus untuk memastikan kata yang digunakan sudah sesuai dengan ejaan yang baku.
Kesalahan dalam berbahasa Indonesia, seperti contoh-contoh yang sudah disebutkan di atas, memang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun terlihat sepele, penggunaan bahasa yang benar sangat penting agar pesan yang disampaikan lebih jelas dan sesuai dengan kaidah bahasa.
Bagaimana dengan Sahabat LBI? Apakah masih sering melakukan kesalahan-kesalahan semacam ini? Yuk, kita mulai lebih memperhatikan tata bahasa agar komunikasi kita semakin efektif dan sesuai dengan aturan yang benar!
Penulis: Naia Arina Hurrizik (Sastra Inggris, 2022)