Beberapa Fakta Menarik tentang Ekuador bagi Anak Muda Indonesia
Artikel ini dibuat oleh Kedutaan Besar Republik Ekuador untuk Indonesia.
________________________________________________________
Tahun ini, Ekuador dan Indonesia merayakan 45 tahun terjalinnya hubungan diplomatik. Namun, kami merasa bahwa kita masih perlu lebih saling mengenal. Oleh karena itu, Kedutaan Besar Ekuador dengan senang hati berpartisipasi dalam kolaborasi bersama Lembaga Bahasa Internasional FIB UI, sebuah bagian dari upaya Universitas Indonesia dalam meningkatkan pemahaman budaya dan mendorong penghormatan terhadap keragaman budaya global.
Oleh karena itu, berikut adalah beberapa fakta yang perlu kalian ketahui tentang negara kami.
Mengapa Disebut Ekuador?
Republik Ekuador terletak di pesisir Samudra Pasifik di Amerika Selatan dan dilintasi oleh garis Khatulistiwa. Konon, ketika Misi Geodesi Prancis dikirim ke Amerika Selatan untuk mengukur panjang satu derajat garis lintang di Khatulistiwa, mereka sampai di wilayah yang kini disebut Ekuador. Charles Marie de la Condamine, seorang ilmuwan Prancis yang ikut dalam ekspedisi tersebut, kerap menyampaikan dalam tulisannya untuk Académie Française—sebuah lembaga terpelajar Prancis yang cukup bergengsi dan didirikan oleh Kardinal Richelieu pada tahun 1635 untuk menangani segala hal mengenai bahasa Prancis—“Saya menulis kepada Anda dari Khatulistiwa.” Nama ini kemudian melekat ketika Ekuador meraih kemerdekaannya dari Kerajaan Spanyol, 202 tahun yang lalu.
Hal ini tidak sepenuhnya salah, karena salah satu karya utamanya berjudul "Journal du voyage fait par ordre du Roi à l'équateur" (Paris, 1751, Suplemen 1752) atau dalam terjemahan bebasnya adalah, "Catatan Perjalanan yang Dilakukan atas Perintah Raja ke Khatulistiwa."
Iklim
Sama menariknya dengan fakta sebelumnya, meskipun berada di garis Khatulistiwa, Ekuador bisa menjadi cukup dingin. Hal ini disebabkan oleh keberadaan Pegunungan Andes dan arus dingin Humboldt, terutama di daerah dataran tinggi. Meskipun demikian, di Samudra Pasifik juga terdapat arus hangat El Niño yang membantu menyeimbangkan suhu. Selain itu, Ekuador juga memiliki iklim tropis pada sebagian besar wilayahnya.
Kekayaan Alam dan Kebudayaan
Selama lebih dari tiga ratus tahun di bawah kekuasaan Spanyol, Ekuador berkembang menjadi negara dengan kekayaan budaya yang luar biasa. Pengaruh Spanyol berpadu dengan tradisi suku asli membentuk identitas budaya Ekuador saat ini, yang dikenal di seluruh dunia berkat kota-kota kolonialnya, gereja-gerejanya, kuliner khasnya, serta berbagai ekspresi budaya campurannya. Sebagai contoh, Ekuador secara historis merupakan negara Katolik yang kuat karena warisan Spanyol. Namun, hingga kini, beberapa suku dan komunitas adat di Ekuador masih memadukan ritual Katolik dengan kepercayaan leluhur mereka. Salah satunya adalah perayaan Inti Raymi, sebuah festival besar yang diadakan setiap bulan Juni untuk memuja matahari, sebagaimana dilakukan oleh peradaban kuno mereka.
Pada tahun 1978, Quito, ibu kota Ekuador, menjadi kota pertama di dunia yang dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Bayangkan berjalan di antara gang-gang kecil dengan rumah-rumah bersejarah yang masih terawat dan kini berfungsi sebagai museum. Mengunjungi gereja-gereja megah dengan altar berlapis emas, yang disebut “pan de oro”, merupakan sebuah keahlian seni tinggi dari “Escuela Quiteña”, sekolah seni religius khas Quito yang berkembang antara tahun 1542 hingga 1824. Kota kolonial Cuenca serta Qhapaq Ñan, jalur kuno Kerajaan Inka, juga termasuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.
Selain warisan budayanya, Ekuador juga memiliki Situs Warisan Alam Dunia yang sangat terkenal: Kepulauan Galápagos. Terletak sekitar dua jam penerbangan dari pesisir Pasifik Ekuador, kepulauan ini juga disebut sebagai Pulau Mempesona (Enchanted Islands) oleh penulis Amerika Herman Melville, yang pernah mengunjungi kepulauan ini sebagai kru kapal nelayan. Secara administratif dikenal sebagai Kepulauan Kolon (Archipiélago de Colón), Kepulauan Galápagos ditetapkan sebagai Taman Nasional pada tahun 1959. Perlindungan ini menjadikan Galápagos sebagai surga bagi satwa liar dan flora serta fauna endemik.
Nama Galápagos sendiri berasal dari kura-kura raksasa yang menghuni pulau-pulau ini—hewan purba berusia ratusan tahun yang hidup berdampingan dengan iguana laut, burung finch, dan bahkan penguin—ya, penguin di daerah tropis! Semua makhluk ini memberi keindahan dan aura misteri tersendiri pada kepulauan yang menakjubkan ini.
Kepulauan Galápagos: Inspirasi bagi Teori Evolusi
Kepulauan Galápagos memiliki peran yang sangat penting dalam ilmu pengetahuan dunia. Hal ini dapat dibuktikan melalui perjalanan seorang Charles Darwin muda, seorang ilmuwan botani yang berlayar dengan kapal HMS Beagle pada tahun 1837 dan mengunjungi Galápagos. Pengamatannya di kepulauan ini menjadi dasar bagi teori asal usul spesies, sebuah karya fundamental yang memperkenalkan konsep evolusi ke seluruh dunia.
Keanekaragaman Alam yang Luar Biasa
Selain Galápagos, Ekuador memiliki Taman Nasional Sangay, yang juga merupakan Situs Warisan Alam Dunia. Taman nasional ini dihiasi oleh Gunung Berapi Sangay yang megah dan merupakan rumah bagi beruang berkacamata Andes, llama, puma, serta berbagai spesies burung.
Ekuador dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi per kilometer persegi di dunia. Salah satu fakta menarik adalah bahwa Gunung Chimborazo, raksasa bersalju dengan ketinggian 6.263 meter, merupakan gunung tertinggi jika diukur dari pusat bumi, melebihi Gunung Everest dalam aspek ini.
Selain itu, Ekuador memiliki 36 kawasan lindung, 7 cagar laut, 13 taman nasional, 5 cagar biologis, dan 8 cagar ekologi. Lebih dari 4.000 spesies tumbuhan endemik serta 500 spesies hewan endemik menjadikan Ekuador sebagai surga keanekaragaman hayati.
Dua Warisan Budaya Takbenda UNESCO
- Musik Marimba
Musik marimba diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada tahun 2015. Musik ini dimainkan menggunakan marimba, alat musik kayu yang berasal dari Afrika. Komunitas keturunan Afrika di pesisir Pasifik utara Ekuador menjadi penjaga warisan musik kuno ini.
- Anyaman Topi Jerami Toquilla
Teknik menganyam topi jerami toquilla di provinsi Manabí dan Azuay telah membantu perekonomian lokal masyarakatnya. Topi yang terkenal karena keindahan dan kehalusannya ini banyak dicari oleh wisatawan kelas atas dan bisa mencapai harga ribuan dolar berkat keahlian pengrajinnya. Hingga saat ini, topi toquilla tetap menjadi ikon tekstil khas Ekuador, bersama dengan poncho Andes yang juga sangat dikenal.
Ekuador, Asal Usul Kakao
Baru-baru ini, penelitian ilmiah menetapkan bahwa kakao telah didomestikasi di wilayah Amazon—yang kini menjadi bagian dari Ekuador—sekitar 5,000 tahun yang lalu. Hasil penggalian arkeologi dari budaya Andean Mayo-Chinchipe-Marañón menunjukkan bahwa jejak kakao, yang digunakan untuk ritual dan sebagai ramuan obat, ditemukan pada bejana-bejana kuno.
Pada abad ke-20, Ekuador memulai perjalanan panjangnya dalam produksi kakao di dunia dan mencapai puncaknya pada abad tersebut. Selama bertahun-tahun, merek cokelat paling terkenal di Eropa dibuat dengan menggunakan kakao Fine-Aroma asal Ekuador. Biji kakao nasional yang paling terkenal adalah biji Arriba, yang diklasifikasikan sebagai kakao Fine-Aroma oleh International Cocoa Organization (ICCO). Kandungan tanah dan ketinggian tempat tumbuhnya kakao ini memberikan aroma khas dan rasa yang unik. Saat ini, Ekuador telah memproduksi cokelatnya sendiri dan selama beberapa tahun terakhir telah memenangkan penghargaan sebagai cokelat terbaik di dunia!
Ekuador, Produsen… Hampir Segalanya!
Ekuador dikenal sebagai negara penghasil minyak, tetapi selama beberapa tahun terakhir juga telah mendorong ekspor untuk komoditi non-tradisional seperti topi jerami, perikanan putih, udang, bunga, kakao, dan berbagai produk pertanian lainnya.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Ekuador pernah menjadi produsen biji kakao nomor satu di dunia. Saat ini, negara ini menduduki peringkat keempat, namun terus berkembang pesat.
Selain itu, berikut adalah beberapa fakta menarik mengenai Ekuador yang mungkin perlu kamu ketahui.
- Ekuador adalah eksportir pisang terbesar di dunia.
- Ekuador adalah produsen mawar terbesar dan produsen bunga potong terbesar ketiga di dunia.
- Ekuador merupakan eksportir utama udang secara global.
- Ekuador termasuk dalam jajaran eksportir perikanan putih terbesar (7,6% ekspor ke Vietnam di Asia Tenggara) serta tuna.
- Berkat iklimnya yang istimewa, Ekuador adalah negara pertanian yang dapat memproduksi buah-buahan dan hasil pertanian sepanjang tahun.
Ekuador, Pemimpin dalam Forum Dunia
Ekuador memimpin perjuangan global melawan polusi plastik, termasuk di lingkungan laut. Tujuan utamanya adalah melarang penggunaan plastik sekali pakai. Untuk itu, sebagai Presiden Komite Perundingan Antar Pemerintah (INC-4), Ekuador mendorong penandatanganan instrumen hukum yang mengikat terkait polusi plastik. Saat ini, Ekuador secara aktif mengupayakan penyelenggaraan konferensi dunia tentang polusi plastik di Kepulauan Galápagos pada tahun 2025.
Pada periode 2023-2024, Ekuador menjadi anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Meskipun hanya sebagai anggota tidak tetap, Ekuador menjalankan perannya dengan serius dan aktif. Sebagai salah satu anggota dewan, Ekuador memiliki misi berikut.
- Mempromosikan resolusi damai terhadap perselisihan dan gencatan senjata secara global.
- Selama masa kepemimpinannya, Ekuador mengadakan acara unggulan tentang kejahatan terorganisir transnasional serta mendorong deklarasi kepresidenan Dewan Keamanan guna memperkuat kerja sama regional dan internasional untuk melawan ancaman ini.
- Fokus pada perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan fundamental. Oleh karena itu, Ekuador memegang posisi Wakil Presiden kelompok kerja Dewan Keamanan PBB tentang anak-anak dalam konflik bersenjata.
- Bersama dengan Prancis, Ekuador memimpin upaya kemanusiaan terkait krisis di Ukraina.
Mari Berkunjung ke Ekuador!
Seperti yang telah disampaikan, ada sangat banyak alasan mengapa Anda harus mengunjungi Ekuador, sebuah negara multi-etnis dan multikultural dengan keindahan alam serta keanekaragaman hayati yang akan sangat memukau. Jadilah saksi budayanya dan jelajahilah tempat-tempat terbaiknya untuk mendapatkan pengalaman tak terlupakan yang patut dimiliki minimal sekali dalam hidup. Selain itu, Anda dapat tinggal di negara ini hingga 90 hari tanpa visa jika tujuan Anda adalah pariwisata.
Ayo! Tidak ada alasan lagi untuk tidak mengunjungi Ekuador! Mari kita saling mengenal—kami tunggu kedatangan Anda di Ekuador!
______________________________________________________________________________________________________________________
Some Facts about Ecuador that are Surely Interesting for Young Indonesians
Ecuador and Indonesia are celebrating, this year, 45 years of the establishment of diplomatic relations. Still, we do think that we must get to know each other better, and thus, the Embassy is willing to participate today with Lembaga Bahasa Internasional, Faculty of Humanities, Universitas Indonesia, in the effort to foster the understanding of cultures and promoting the respect to global culture diversity.
Therefore, here are some facts that you may need to know about our country.
Why is it called Ecuador?
The Republic of Ecuador is located in the Pacific coast of South America, and it is crossed by the Equator line. Actually, it is said that, when the French Geodesic mission- sent to South America to measure the length of a degree of latitude at the Equator - came to the territory of what now is called Ecuador, Charles Marie de la Condamine, the French scientist used to write to the prestigious Académie Française “…I am writing you from the Equator”. So the name is stuck when Ecuador got its independence from the Kingdom of Spain, 202 years ago. Somehow, this could be not that far from the truth, since one of his main works was aptly named the “Journal du voyage fait par ordre du Roi à l'équateur (Paris 1751, Supplement 1752)” (“Diary of the journey made by order of the King to the equator").
Climate
Something as interesting as the previous fact, is that, despite being on the equator, Ecuador could be indeed cold, in addition to its tropical climate- mostly in its highlands- due to the Andean range and the cold Humboldt current but there is also the warm El Niño current in the Pacific Ocean that mitigates it.
Cultural and Natural Richness
The rule of Spain for more than three hundred years, but also its approach to the native people and their uses made what is Ecuador now: a culturally rich country, well known over the world for its colonial cities, its churches, its food and a variety of other expressions of our mixed culture. For instance, Ecuador was predominantly a catholic country due to Spanish heritage; but even today, in some parts of Ecuador, the native tribes and communities are still mixing the catholic rites with its own millenary beliefs, like the one that worships the sun and that is celebrated in a big festival called Inti Raymi in the month of June.
In 1978, Quito, the Capital of Ecuador, was the first city in the World declared as a World Heritage Site by UNESCO. Just imagine yourself walking through the alleys and the well-preserved historical houses now transformed into museums; visiting the magnificent churches with altars covered in laminated gold, called “pan de oro”, a technical prowess of the so called “Escuela quiteña”, a Quito native school of religious art, dating from 1542 till 1824. The colonial city of Cuenca and the Qhapaq Ñan, the road of the Incas, are also World Heritage sites.
Another World Heritage Site, a natural one, is one of the most sought-after touristic destinations in the world: The Galápagos Islands. Located two hours flight from the Pacific coast of Ecuador, the Galápagos Islands, or Enchanted Islands (As Herman Melville, the American author described the islands after his visit as a fishing vessel crew) or Archipelago of Colon as it is administratively known in Ecuador, was declared a National Park in 1959. This protection has allowed Galápagos to be a true refuge for wildlife and endemic flora and fauna. The Galápagos Islands got their name from the giant tortoises that live there, centuries-old animals that, together with marine iguanas, finches and penguins - yes, penguins in the Tropics! - give a special beauty and mystery to these enchanted islands.
The Galápagos Islands have been of such an importance in the world. This fact can be proved by a young Charles Darwin, as a botanical scientist aboard the HMS Beagle in 1837, visiting Galápagos. His visit allowed him to launch years later his theory of the origin of species, a fundamental work that introduced the idea of evolution to the whole world.
Besides The Galápagos Islands, the Sangay National Park is another World Natural Heritage Site. Crowned by the magnificent volcano, this beautiful landscape houses the Andean spectacled bear, llamas, pumas and various species of birds. Ecuador is the most biodiverse country per square kilometer.
A curious fact not to forget is that the Chimborazo Mountain, the snow-capped giant at 6,263 meters high, is the highest mountain measured from the center of the earth.
Lastly, it is necessary to mention that Ecuador has 36 protected areas, 7 marine reserves, 13 national parks, 5 biological reserves, and 8 ecological reserves. Additionally, more than 4,000 endemic plant species and over 500 endemic animal species are part of our nature.
Two UNESCO Intangible Cultural Heritage Elements
- Marimba Music
Marimba music was declared an intangible cultural heritage by UNESCO in 2015. It is played with a marimba, a musical instrument made of wood and originated in Africa. African descendants in the North Pacific coast of Ecuador are the custodians of this ancient musical style. - Toquilla Straw Hats
The weaving of toquilla straw hats in the Manabí and Azuay provinces has fostered the local economy of its people. Those fine-looking hats are well sought after by high-scale tourists and could cost thousands of dollars due to their craftmanship. They remain an icon of the textile products of Ecuador alongside the Andean poncho.
Ecuador, the Origin of Cacao
Just recently, scientific studies determined that cacao was domesticated in the Amazonian region of what is now Ecuador, approximately 5000 years ago. Traces from archaeological excavations of the Mayo-Chinchipe-Marañón Andean culture, showed that traces of cacao, used for rituals and as medicinal preparations, were found on vessels.
In the 20th century, Ecuador started its long journey of producing cacao in the world and it reached its peak in that century. For so many years, the most famous brands of chocolate in Europe were made with Ecuadorian Fine-aroma cacao. The national cacao bean is mainly the Arriba bean, and it is Fine-aroma cacao, as classified by the International Cocoa Organization- ICCO. The soil and the altitude of this cacao gives the special scents and unique flavor. Nowadays, Ecuador is producing its own chocolates and for several years they have been awarded as the best chocolate in the World!
Ecuador, producer of… well... almost everything!
- Ecuador is mainly an oil country, but for several years it has fostered its non- traditional exports such as straw hats, white fisheries, shrimps, flowers, cacao, and other agricultural products.
- Ecuador, as previously stated, was the first producer of cocoa beans in the world, now it is the 4th producer and steadily growing.
- Ecuador is the 1st exporter of bananas in the world.
- Ecuador is the 1st producer of roses and the 3rd producer of cut flowers.
- Ecuador is the top exporter of shrimps globally.
- Ecuador is amongst the largest exporters of white fisheries (7,6% of the export to Vietnam in Southeast east Asia) and tuna.
- Ecuador is an agricultural country, due to its very special climate. Fruit and agricultural products can be produced year round.
Ecuador, Leading the World Fora
Ecuador led the world fight against plastic pollution, including in the marine environment. The main goal is the banning of throwaway plastics and for that purpose, Ecuador as President of the Intergovernmental Negotiating Committee (INC-4), fostered the signing of a legally binding instrument on plastic pollution. In that regard, Ecuador is actively seeking to host a world conference on plastic pollution in the Galápagos islands this 2025.
During the period 2023-2024, Ecuador was a member of the United Nations Security Council. Although being a non-permanent member, Ecuador took actively and in a very serious manner this opportunity.
As a member of the Council, among other important tasks and initiatives, Ecuador promoted the peaceful resolution of disputes and ceasefires at a global level. During its presidency, Ecuador organized a flagship event on transnational organized crime and promoted a declaration by the presidency of the Council, promoting the strengthening of regional and international cooperation to counter this scourge.
Ecuador's efforts were also directed towards the protection of human rights and fundamental freedoms. For this reason, Ecuador held the Vice-Presidency of the Security Council working group on children in armed conflict and led, together with France, the humanitarian issue in Ukraine.
Ecuador welcomes you!
As you have seen there are many reasons why you should visit Ecuador: a multi-ethnic, multicultural country, with natural beauties and biodiversity that will astonish you; to be a witness to its culture and roam around the best sites is a once in a lifetime experience. Moreover, you can stay in the country for up to 90 days without a visa, if your purpose is tourism. Come on! There are no more excuses! Let’s get to know each other, we will be waiting for you.
_______________________________________________
This article is made by The Embassy of Ecuador to Indonesia.