Rekomendasi Film Indonesia untuk Memperingati Hari Lahir Pancasila
Pancasila bukan sekadar deretan sila yang wajib dihafalkan, melainkan dasar ideologi negara yang mengandung nilai-nilai luhur yang membentuk karakter dan jati diri bangsa Indonesia. Dalam era modern, cara menanamkan nilai-nilai tersebut pun perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman—salah satunya adalah melalui film.
Sejumlah film Indonesia telah berhasil menyampaikan semangat Pancasila yang menyentuh dan relevan, baik melalui kisah perjuangan, keberagaman, hingga nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini akan menyajikan berbagai rekomendasi film yang cocok untuk ditonton dalam semangat Hari Lahir Pancasila yang baru saja kita peringati.
Darah Garuda (2010)
Darah Garuda adalah sebuah film drama fiksi historis yang dirilis pada 2010, dan merupakan bagian kedua dari Trilogi Merdeka—trilogi film perjuangan pertama di Indonesia. Disutradarai oleh Yadi Sugandi dan Conor Allyn, film ini menggambarkan peristiwa Agresi Militer Belanda I tahun 1947 yang menyerang pusat pemerintahan RI di Jawa Tengah.
Film yang dibintangi oleh Lukman Sardi, Donny Alamsyah, Darius Sinathrya, Ario Bayu, Teuku Rifnu Wikana, Rahayu Saraswati, dan Rudy Wowor ini mengisahkan sekelompok kadet muda yang bergerilya di Pulau Jawa, film ini menyoroti perjuangan mereka yang terpecah oleh latar belakang sosial, agama, dan konflik pribadi. Namun, demi menyelamatkan orang-orang yang mereka cintai dan membela tanah air, mereka bersatu melawan penjajah Belanda dalam misi berbahaya.
Sayap Kecil Garuda (2014)
Sayap Kecil Garuda mengisahkan Pulung, seorang siswa kelas 2 SMP, yang kesulitan menghafal butir-butir sila pada Pancasila dan memahami maknanya. Karena memiliki daya ingat yang lemah, ia pernah tidak naik kelas sebanyak dua kali. Meski begitu, Pulung dikenal sebagai anak baik dan rajin; ia kerap membantu sang kakek (Abah) mengumpulkan beras perelek, yang merupakan suatu tradisi di kampung mereka di mana warga saling menyumbangkan beras untuk membantu warga lainnya yang kurang mampu.
Setiap tiga kali seminggu, Pulung dan Abah mengumpulkan beras dari depan rumah warga lalu menyerahkannya ke Pak RT. Beras itu dijual murah, dan hasilnya diputar untuk pinjaman modal usaha bagi warga yang kurang mampu. Meski lemah dalam hafalan, Pulung berbakat dalam menggambar. Bakatnya berkembang setelah belajar dari Pak Zul, warga baru di kampung, hingga berhasil memenangkan perlombaan. Dalam perjalanannya, Pulung mengalami berbagai peristiwa yang secara perlahan membuka matanya akan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
3 Srikandi (2016)
3 Srikandi adalah film yang diangkat dari kisah nyata perjuangan Tim Panahan Putri Indonesia yang berhasil meraih medali di Olimpiade Seoul 1988. Dalam film ini dikisahkan pula perjalanan pelatih Donald Pandiangan, yang dengan dedikasi tinggi, melatih tiga atlet perempuan ini yang bernama Nurfitriyana, Kusuma Wardhani, dan Lilies Handayani.
Disutradarai oleh Iman Brotoseno dan dibintangi oleh Reza Rahadian, Bunga Citra Lestari, Chelsea Islan, serta Tara Basro, film ini tak hanya menampilkan semangat juang di bidang olahraga, tetapi juga menggambarkan tantangan sosial yang dihadapi para atlet—termasuk pandangan konservatif orang tua mereka terhadap perempuan dan olahraga. 3 Srikandi menjadi salah satu film yang layak ditonton untuk memperingati Hari Pancasila. Nilai-nilai pancasila, seperti semangat persatuan, perjuangan, dan keteguhan dalam menghadapi rintangan, sangat tergambarkan dalam film ini.
Lima (2018)
Dari judulnya saja, dapat diketahui bahwa Lima mengacu pada cerminan semangat Pancasila. Film ini mencoba menghadirkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, terutama lewat kisah keberagaman yang begitu nyata di masyarakat Indonesia.
Ceritanya berpusat pada tiga saudara, yaitu Fara, Adi, dan Aryo, yang baru saja kehilangan ibu mereka. Perbedaan keyakinan di antara ketiganya menimbulkan konflik saat menentukan prosesi pemakaman dan pembagian warisan. Fara dan sang ibu beragama Islam, sementara Aryo dan Adi memeluk agama Kristen. Film yang digarap oleh lima sutradara ternama–Shalahudin Siregar, Tika Pramesti, Lola Amaria, Harvan Agustriansyah, dan Adriyanto Dewo–ini menjadi refleksi menarik tentang toleransi, kemanusiaan, dan persatuan di tengah perbedaan.
Nah, itulah beberapa rekomendasi film Indonesia yang dapat menjadi pilihan tontonan sambil merenungkan kembali nilai-nilai Pancasila. Setiap film memiliki cerita unik dalam menyampaikan pesan tentang persatuan, perjuangan, dan keberagaman. Dari keempat film di atas, manakah yang paling membuat Sahabat LBI penasaran?
Penulis: Choirunnisa (Prodi Indonesia 2022)