Sejarah Singkat Bahasa Esperanto: Impian Bahasa Universal yang Gagal?
Kiel vi fartas?
Sahabat LBI tahu, enggak, kalimat di atas berasal dari bahasa apa? Kalimat tersebut adalah bahasa Esperanto yang berarti “Bagaimana kabarmu?”. Esperanto bukanlah nama sebuah negara, melainkan suatu bahasa buatan yang dirancang sebagai bahasa internasional. Bahasa Esperanto diciptakan pada tahun 1887 oleh L.L. Zamenhof yang berasal dari Polandia (saat itu merupakan Kekaisaran Rusia). Kata ‘esperanto’ berasal dari bahasa Latin yang berarti ‘orang yang berharap’ atau ‘penuh harapan’.
Tujuan awal Zamenhof menciptakan bahasa Esperanto adalah untuk menjadikannya bahasa internasional yang akan meruntuhkan hierarki sosial dan etnis, serta mendamaikan masyarakat dunia yang terpecah belah. Visi tersebut dilatarbelakangi oleh keramaian kota kelahirannya, Białystok, dengan orang-orang poliglot. Białystok adalah kota industri yang berkembang, dihuni oleh orang Polandia, Jerman, Lithuania, Roma, dan Ukraina, serta terdiri dari umat Katolik, Ortodoks Rusia, dan Yahudi.
Menurutnya, keragaman bahasa justru satu-satunya atau setidaknya penyebab utama yang memecah belah manusia. Bahasa harus memiliki sifat yang benar-benar netral, yang berarti tidak secara eksklusif milik bangsa atau kekaisaran manapun dan karenanya milik semua orang secara setara.
Di awal abad ke-20, ketika ketegangan politik global meningkat, bahasa Esperanto sempat dicurigai sebagai alat komunikasi rahasia yang digunakan oleh mata-mata, dan di beberapa periode sejarah, penggunaannya dilarang oleh rezim otoriter. Di Eropa, setelah Perang Dunia II, bahasa Esperanto dipandang sebagai alat komunikasi damai dan digunakan oleh komunitas internasionalis yang mempromosikan dialog antarbangsa.
Meskipun tidak menjadi bahasa global seperti yang diimpikan oleh Zamenhof, bahasa Esperanto tetap bertahan dan digunakan di komunitas-komunitas tertentu hingga saat ini. Dilansir dari situs Esperanto.net, jumlah penutur bahasa Esperanto saat ini mencapai dua juta orang dan dipelajari oleh lebih dari 400 ribu orang di seluruh dunia.
Struktur bahasanya termasuk mudah dipelajari, dengan tata bahasa sederhana, akhiran tetap, dan kosakata universal. Kata-kata dalam Esperanto sebagian besar dipinjam dari berbagai bahasa Eropa, seperti Roman, Jermanik, Slavia, Latin, Ibrani, dan Yunani Kuno. Karena hal tersebut, bahasa Esperanto sering dikritik terlalu berfokus pada bahasa Eropa, sehingga lebih mudah dipelajari oleh penutur bahasa-bahasa Eropa daripada oleh penutur dari wilayah lain seperti Asia atau Afrika.
Tantangan utama Esperanto adalah dominasi bahasa Inggris sebagai bahasa internasional saat ini, yang membuat bahasa buatan seperti Esperanto kurang diminati dalam skala global. Namun, Esperanto tetap menjadi simbol harapan bagi banyak orang yang percaya pada kesetaraan linguistik dan pentingnya memahami budaya lain. Apakah Sahabat LBI tertarik untuk mempelajari bahasa Esperanto?
Penulis: Anna Maura Aulia Rambe (Prodi Prancis 2021)