Tiga Hal yang Harus Diketahui Mengenai Bahasa Isyarat
Halo, Sahabat LBI!
Apakah kamu pernah mengetahui tentang bahasa isyarat?
Bahasa Isyarat merupakan bentuk komunikasi yang digunakan oleh komunitas Tuli atau orang-orang dengan gangguan pendengaran. Cara komunikasi dalam bahasa isyarat tidak hanya sekadar dengan menggerakan tangan, tetapi juga memerlukan ekspresi wajah tertentu agar maknanya lebih tersampaikan. Setiap negara memiliki bahasa isyarat yang khas, seperti American Sign Language (ASL) di Amerika Serikat dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) di Indonesia. Selain itu, bahasa isyarat memiliki struktur tata bahasa yang berbeda dari bahasa lisan, dengan aturan dan pola kalimatnya sendiri. Dengan menguasai bahasa isyarat, Sahabat LBI dapat lebih terhubung dengan komunitas Tuli, memperdalam pemahaman tentang budaya teman Tuli, dan mendorong inklusivitas sosial. Penasaran dengan fakta-fakta menarik tentang bahasa isyarat lainnya? Yuk, simak artikel berikut ini.
Setiap Daerah Memiliki Bahasa Isyarat yang Berbeda
Di Indonesia, terdapat berbagai jenis Bahasa Isyarat yang berbeda di setiap daerah. Variasi ini muncul karena perbedaan yang berkembang di kalangan komunitas Tuli, yang menyesuaikan ciri khas dan budaya pada masing-masing wilayah. Jadi tidak perlu terkejut jika Sahabat LBI menemukan isyarat yang berbeda saat mempelajarinya di wilayah Jakarta dan Yogyakarta.
Ada Dua Jenis Bahasa Isyarat
Pada umumnya, terdapat dua sistem isyarat bahasa yang digunakan oleh komunitas Tuli di Indonesia, yaitu Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Meskipun keduanya adalah jenis sistem isyarat bahasa, terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara keduanya.
SIBI adalah sistem isyarat bahasa yang diakui oleh pemerintah dan digunakan dalam pengajaran di Sekolah Luar Biasa (SLB). SIBI dirancang untuk mempresentasikan tata bahasa lisan Indonesia ke dalam bentuk isyarat buatan. Struktur SIBI mengikuti pola bahasa lisan Indonesia, dengan adanya awalan dan akhiran. Sementara itu, BISINDO adalah sistem isyarat bahasa yang berkembang secara alami di tengah komunitas Tuli yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Nah, BISINDO inilah yang memiliki variasi penggunaan isyarat di setiap daerah, dengan tata bahasa yang berbeda dari bahasa lisan yang biasa digunakan oleh teman dengar.
Pengajar Bahasa Isyarat Harus dari Teman Tuli
Pengajaran bahasa isyarat sebaiknya dilakukan oleh teman Tuli, karena mereka adalah pengguna asli bahasa isyarat yang memiliki pemahaman mendalam tentang tata bahasa dan nuansa budaya Tuli. Sebaliknya, jika bahasa isyarat diajarkan oleh teman dengar, ada kemungkinan pengetahuan yang disampaikan tidak sepenuhnya akurat karena bahasa isyarat memiliki struktur tata bahasa yang berbeda dengan bahasa lisan. Selain itu, mengutip dari pusbisindo.org, orang dengar tidak diperbolehkan mengajarkan bahasa isyarat karena bahasa ini memiliki tata bahasa dan semantik tersendiri, yang hanya dapat diajarkan dengan tepat oleh teman Tuli.
Lebih lagi, memberikan kesempatan kepada teman Tuli untuk mengajar bahasa isyarat adalah langkah penting dalam meningkatkan inklusivitas dalam masyarakat. Mereka akan mendapat kesempatan untuk bekerja di bidang yang sesuai dengan keahlian mereka.
Belajar Bahasa Isyarat Bersama LBI FIB UI
Tertarik untuk menguasai bahasa isyarat? Sahabat LBI dapat belajar bahasa isyarat bersama LBI FIB UI. dengan pengajar atau fasilitator khusus yang merupakan native signer (Pengajar Tuli) secara langsung. Selain itu, mempelajari bahasa isyarat juga memberikan kesempatan untuk memperkaya pengetahuan tentang budaya Tuli, serta meningkatkan keterampilan komunikasi dalam bahasa isyarat. Untuk informasi selengkapnya, Sahabat LBI dapat mengakses laman berikut: Bahasa Isyarat | Lembaga Bahasa Internasional FIB UI.