Beragam Tradisi untuk Menyambut dan Merayakan Hari Raya Iduladha di Indonesia
Iduladha (عيد الأضحى) merupakan hari raya bagi umat Islam yang bertepatan dengan puncak rangkaian ibadah haji, tepatnya pada tanggal 10–13 Zulhijah. Iduladha pun dikenal sebagai Hari Raya Kurban, sebab pada perayaannya turut dilakukan penyembelihan terhadap hewan kurban seperti sapi, kambing, atau unta bagi yang mampu melaksanakannya.
Dalam ajaran Islam, sejarah penyembelihan hewan kurban berakar dari kisah Nabi Ibrahim yang mendapatkan perintah untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail, yang juga menerimanya dengan ikhlas. Namun, pada saat Nabi Ibrahim ingin menyembelih anaknya, seketika Allah mengganti Nabi Ismail dengan seekor domba. Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail merupakan tanda ketaatan kepada Allah.
Berakar dari kisah itu, hingga saat ini tradisi penyembelihan hewan kurban masih dilakukan. Namun, selain ibadah haji dan penyembelihan hewan kurban, pada pagi hari di Hari Raya Iduladha umat muslim melaksanakan Salat Id. Di Indonesia sendiri, Iduladha dirayakan dengan cara dan tradisi yang berbeda-beda lho. Dalam pembahasan berikut ini dijabarkan 3 tradisi unik, dari daerah yang berbeda di Indonesia, yang dilakukan dalam menyambut dan merayakan Iduladha.
-
Yogyakarta (Grebeg Besar)
Di Yogyakarta, terdapat tiga tradisi besar dengan istilah yang diawali dengan nama Grebeg, yaitu Grebeg Syawal, Grebeg Maulud, dan Grebeg Besar. Ketiga tradisi ini dilaksanakan sebagai bentuk perayaan untuk menyambut tanggal dan bulan penting dalam agama Islam. Grebeg Besar sendiri dilangsungkan bertepatan dengan Hari Raya Iduladha (10 Zulhijah) dengan cara membuat gunungan yang berisi makanan hasil bumi, seperti sayur, padi, ketupat, dan lainnya. Setelah itu, gunungan akan diarak dari Keraton Yogyakarta menuju Masjid Gedhe Kauman. Nantinya, masyarakat sekitar dapat berdoa di sekitar kawasan tersebut dan mengambil berbagai hasil bumi yang disajikan pada gunungan.
-
Aceh (Meugang)
Meugang memiliki arti sebagai penyembelihan hewan. Sesuai dengan namanya, inti dari tradisi ini adalah memotong atau menyembelih hewan untuk kemudian dimasak dan dinikmati bersama, bahkan untuk dibagikan dengan masyarakat sekitar. Tradisi ini biasanya dilakukan satu atau dua hari sebelum hari raya pada agama Islam, termasuk juga pada Hari Raya Iduladha. Masyarakat Aceh akan menyiapkan masakan dengan daging hewan yang telah dipotong atau disembelih untuk kemudian dinikmati bersama keluarga. Tradisi ini menunjukkan nilai kekeluargaan dan kebersamaan yang kuat, juga sebagai bentuk kepedulian sosial dengan berbagi hasil olahan kepada orang lain.
-
Sumatra Barat (Malamang)
Malamang merupakan tradisi pembuatan makanan khas Minangkabau (lemang) secara bersama-sama. Lemang sendiri merupakan makanan yang terbuat dari ketan yang dicampur dengan santan dan kemudian dibakar di atas bara api dengan wadah bambu. Tradisi ini biasanya dilakukan dua hari sebelum hari-hari besar dalam agama Islam termasuk juga Hari Raya Iduladha sebagai bentuk perayaan untuk kembali berkumpul bersama keluarga dan kerabat sembari bersama-sama memasak lemang. Tradisi ini merupakan kearifan lokal yang sudah diwariskan secara turun-temurun.
Wah, ternyata perayaan Iduladha di berbagai daerah di Indonesia cukup beragam ya. Bagi Sahabat LBI sendiri, apakah ada tradisi khusus yang dilakukan untuk menyambut dan merayakan Hari Raya Iduladha?
Penulis: Deswita Kusuma Siriani (Pemagang LBI FIB UI)