LBI FIB UI Hadirkan Duta Besar Ekuador dalam Seminar Budaya dan Literasi
Lembaga Bahasa Internasional Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (LBI FIB UI) menggelar seminar bertajuk “Membaca Dunia dari Ekuador: Budaya, Buku, dan Masa Depan Literasi” di Ruang Apung Perpustakaan UI, Rabu (13/08/2025). Acara ini menghadirkan Duta Besar Ekuador untuk Indonesia, Luis Arellano Jibaja, sebagai narasumber utama dan dimeriahkan dengan kehadiran mahasiswa, profesional, serta masyarakat umum, yang menandakan tingginya antusiasme publik untuk mengenal kebudayaan negara di Amerika Selatan tersebut.
Seminar dipandu oleh Endang Nandiasari, Manajer Program Pelayanan Bahasa (PPB) LBI FIB UI, dan diawali dengan pemaparan materi oleh Cesar Cruz, Koordinator Program Bahasa Spanyol LBI FIB UI. Senor Cruz mengajak peserta mengenal variasi bahasa Spanyol melalui perbandingan kosakata dari berbagai negara berbahasa Spanyol. Materi ini memunculkan antusiasme peserta yang terlihat aktif bertanya dan menanggapi ragam kosakata bahasa Spanyol yang disampaikan.
Sesi utama diisi oleh Dubes Luis Arellano Jibaja yang memaparkan tentang upaya dan inisiatif yang telah dilakukan oleh Ekuador dalam mendorong minat baca masyarakatnya. Beliau menjelaskan bahwa pemerintah Ekuador menempatkan pendidikan sebagai hak asasi manusia dan pilar utama pembangunan, sehingga literasi dan kebudayaan menjadi bagian penting dari kebijakan publik. Berbagai langkah dilakukan, seperti menyediakan buku dalam berbagai bahasa daerah Ekuador, salah satunya bahasa Kichwa. Selain itu, ia juga menyoroti keragaman etnis dan budaya milik Ekuador yang masing-masing mempunyai bahasa, tradisi, serta kesenian khas.
Dalam kesempatan tersebut, Dubes Arellano menjelaskan bahwa budaya bukan hanya berpusat pada aspek bahasa atau musik, tetapi juga mencakup hasil bumi yang menjadi identitas bangsa Ekuador, salah satunya adalah komoditas cokelat (kakao). Ekuador memiliki varietas cokelat unggulan—“cacao fino de aroma”, suatu istilah yang merujuk pada jenis kakao premium yang memiliki kualitas tinggi serta aroma yang khas—yang diakui kualitasnya oleh dunia. Bahkan, merek cokelat premium asal Ekuador, yaitu Pacari Chocolate, telah berhasil menembus pasar internasional dan menjadi salah satu yang terbaik di dunia.
Lebih lanjut, ia juga mengajak masyarakat–khususnya generasi muda–untuk menjaga budaya dan tradisi yang dimiliki, sebab pada akhirnya setiap individu secara tidak langsung bertanggung jawab merepresentasikan negara dan masyarakatnya.
“You represent your country, you represent your society, and especially, if you don’t keep your values and your culture, in the future you will represent nothing,” ujarnya.
Salah satu momen menarik dalam acara ini adalah saat peserta berkesempatan untuk mencicipi cokelat yang dibawakan langsung oleh Bapak Dubes dari Ekuador. Suasana menjadi semakin hidup saat Dubes Arellano memberikan hadiah bagi peserta yang berhasil menjawab pertanyaannya. Menjelang akhir seminar, Beliau mengajak peserta untuk berbagi insight dari materi yang telah disampaikan. Momen ini tidak hanya menjadi ajang refleksi, tetapi juga membuka ruang diskusi mengenai bagaimana budaya dan literasi dapat mempererat hubungan antarnegara.
Acara ditutup dengan penyerahan buku dari Kedutaan Besar Ekuador kepada Perpustakaan UI, yang diwakilkan oleh Lusiana Mono Hevita selaku Koordinator Manajemen Pengetahuan. Usai prosesi tersebut, Dubes Arellano diajak mengelilingi area perpustakaan oleh pihak Perpusat UI. Melalui seminar ini, LBI FIB UI tidak hanya memperkenalkan Ekuador sebagai negara yang kaya akan warisan budaya, tetapi juga menunjukkan bahwa hubungan antarnegara dapat dipererat melalui bahasa dan literasi.
________________________________________
Penulis: Widdy Fatimah (Ilmu Sejarah, 2022)