Kepunahan Bahasa di Tengah Arus Globalisasi: Ancaman dan Upaya Melawannya
Menurut World Atlas of Languages, terdapat 8.324 bahasa di dunia yang dituturkan dan diisyaratkan, dengan sekitar 7.000 di antaranya masih digunakan. Indonesia sendiri, menurut Kemendikbud Ristek, memiliki 718 bahasa daerah. Namun, tidak semuanya terlestarikan dengan baik – banyak di antaranya terancam punah.
Bahasa yang terancam punah di dunia tersebar di berbagai benua, yang kebanyakan hanya dituturkan oleh suatu suku tertentu dengan jumlah penutur asli yang jumlahnya sangat sedikit, beberapa dari antaranya adalah Cherokee dan Navajo (Amerika Serikat), K’iche’ (Guatemala), Twi (Ghana), Ainu (Jepang), Orok (Siberia), dan Pitcairnese (Kepulauan Pitcairn).
Sebanyak 90% bahasa daerah di Indonesia berasal dari wilayah Indonesia timur, termasuk 428 bahasa di Papua, 8 bahasa di Maluku, 72 bahasa di Nusa Tenggara Timur, dan 62 bahasa di Sulawesi. Di Papua dan Maluku, sekitar 10 bahasa telah punah dan 32 lainnya terancam punah (Rosyid, 2016). Beberapa yang terancam punah antara lain bahasa Roswar dan Hatam (Papua Barat), bahasa Enggano (Bengkulu), dan bahasa Sekak (Belitung).
Banyak hal yang menjadi penyebab kepunahan suatu bahasa, salah satunya seperti yang telah disebutkan sebelumnya adalah bahwa bahasa tersebut hanya dituturkan oleh suatu suku tertentu dengan jumlah penutur asli yang sangat sedikit. Terlebih lagi, jumlah penutur yang sedikit ini umumnya sudah lanjut usia, sedangkan generasi muda cenderung meninggalkannya karena telah mendapatkan pengaruh globalisasi.
Penyebab lainnya adalah pengaruh bahasa-bahasa global, seperti Inggris, Mandarin, Spanyol, dan Prancis, yang semakin mendominasi sebagai alat komunikasi internasional dalam berbagai sektor, seperti pendidikan, bisnis, teknologi, dan media. Akibatnya, bahasa lokal sering diabaikan atau ditinggalkan, terutama oleh generasi muda yang lebih fokus mempelajari bahasa yang dianggap memiliki nilai ekonomi dan sosial lebih tinggi; hal ini serupa dengan dominasi bahasa Indonesia yang menjadi salah satu penyebab terancamnya bahasa-bahasa daerah akan kepunahan.
Kepunahan bahasa tidak hanya berarti hilangnya alat komunikasi, tetapi juga hilangnya kebudayaan, sejarah, dan identitas yang terkandung dalam bahasa tersebut. Setiap bahasa membawa pengetahuan lokal, tradisi lisan, dan cara berpikir yang unik. Jika bahasa tersebut hilang, bagian dari pengetahuan dan warisan budaya dunia juga ikut punah. Situasi ini akan sangat memprihatinkan jika kita tidak melawannya, lho, Sahabat LBI!
Melawan kepunahan bahasa memerlukan upaya bersama dari pemerintah, komunitas lokal, lembaga pendidikan, dan berbagai organisasi. Oleh karena itu, mari bersama melibatkan diri dalam upaya yang kita bisa untuk melawan kepunahan bahasa, Sahabat LBI! Melalui kombinasi kebijakan pemerintah, dukungan komunitas, pendidikan, dokumentasi, juga penggunaan teknologi, bahasa yang terancam punah dapat dilestarikan dan diteruskan ke generasi mendatang.
Penulis: Anna Maura Aulia Rambe (Prodi Prancis 2021)