Kostum Halloween Unik dari Berbagai Penjuru Dunia
Halo, Sahabat LBI!
Apakah Sahabat LBI masih bimbang ingin berperan sebagai apa di perayaan Halloween tahun ini? Bosan dengan kostum vampire, zombie, atau hantu lokal yang itu-itu saja? Tenang! Di artikel ini, Sahabat LBI akan diajak berkeliling dunia untuk mengintip tradisi dan kostum Halloween paling unik, keren, dan pastinya anti-mainstream dari berbagai negara. Yuk, kita jelajahi beberapa inspirasi kostum Halloween yang bisa Sahabat LBI coba!
1. Meksiko: Tengkorak "Catrina" yang Glamor dari Día de los Muertos
Jika perayaan Halloween di Amerika atau Eropa identik dengan suasana gelap dan menyeramkan, Meksiko punya versi yang lebih ceria dan penuh warna! Mereka merayakan Día de los Muertos atau Hari Orang Mati pada 1 November–satu hari setelah Halloween. Kostum yang paling ikonik? Tentu saja La Catrina! La Catrina adalah tengkorak perempuan elegan dengan topi besar dan riasan wajah khas calavera (tengkorak). Sahabat LBI yang pernah menonton film Coco pasti sudah tidak asing lagi dengan karakter dan suasana penuh warna yang terinspirasi dari tradisi ini. Meski terkesan seram, sebenarnya kostum ini melambangkan kehidupan dan kematian yang berjalan beriringan. Jika berminat untuk recreate kostum ini, Sahabat LBI dapat mengenakan gaun vintage yang mewah, topi besar dengan hiasan bunga-bunga, dan riasan wajah yang penuh dengan pola dan warna cerah. Dijamin, Sahabat LBI akan terlihat stunning!
2. Jepang: Kekuatan Cosplay Kreatif Kigurumi
Di Jepang, Halloween bukan hanya mengenai hal-hal yang menyeramkan, tetapi juga tentang kreativitas dan hiburan. Alih-alih mengenakan kostum hantu, banyak masyarakat Jepang memilih tampil sebagai karakter anime, tokoh film, meme di internet, makanan, atau bahkan benda sehari-hari, seperti vending machine atau sepasang sumpit raksasa. Fenomena ini dikenal sebagai Kigurumi, yaitu keseruan mengenakan kostum berbentuk hewan atau karakter lucu–yang tentunya juga dapat dilihat dalam acara parade Halloween di Shibuya atau Kawasaki. Jadi, jika Sahabat LBI mengikuti perayaan Halloween di Jepang, pastikan untuk memakai kostum sekreatif mungkin karena pastinya Sahabat LBI akan bertemu dengan Pikachu, Totoro, atau bahkan ramen yang berjalan di tengah keramaian!
3. Irlandia dan Skotlandia: Menghormati Akar Tradisi Kuno Guising
Sebelum Halloween modern populer di Amerika, anak-anak di Irlandia dan Skotlandia telah memiliki tradisi Guising yang mirip dengan Trick or Treat. Mereka mengenakan kostum buatan sendiri dari kain bekas atau kulit binatang, lalu berkeliling ke rumah tetangga sambil membacakan puisi atau menyanyikan lagu sebagai pengganti “trick or treat”. Dahulu kala, masyarakat Irlandia dan Skotlandia mengenakan kostum yang dimaksudkan untuk menyamar sebagai roh atau makhluk halus untuk melindungi diri dari roh jahat. Ketika melakukan Guising, anak-anak tidak hanya meminta permen, tetapi juga diharapkan menampilkan sesuatu–entah itu menyanyi, menari, atau bercerita lelucon–sebagai imbalan atas hadiah yang mereka terima. Kostum yang mereka kenakan sering kali bernuansa klasik, seperti penyihir, peri, atau karakter dari cerita rakyat Irlandia kuno. Menarik, bukan? Tidak hanya sekadar tampil seram, Sahabat LBI juga harus menyiapkan performance jika ingin mengikuti tradisi ini!
4. Filipina: Menghormati Para Leluhur dengan Tradisi Pangangaluluwa
Beralih ke Asia Tenggara, tradisi yang berkaitan dengan suasana Halloween ada pada akhir Oktober dan awal Novemberdengan tradisi penghormatan pada arwah leluhur; salah satunya adalah yang dilakukan oleh masyarakat Filipina, yaitu Pangangaluluwa yang berarti "menyusuri jiwa-jiwa". Tradisi ini berakar dari kepercayaan bahwa arwah orang meninggal akan kembali ke bumi saat perayaan Halloween. Biasanya, pada malam Halloween, anak-anak dan remaja akan berdandan sebagai "hantu" atau "arwah", tetapi dengan nuansa yang lebih religius dan tidak semenyeramkan kostum Halloween yang ditampilkan di negara-negara Barat. Serupa dengan tradisi Guising, anak-anak mengenakan kostum ini untuk berkeliling dari rumah ke rumah sambil menyanyikan berbagai lagu dan berdoa untuk arwah di api penyucian. Sebagai imbalan, tuan rumah akan memberi mereka makanan atau uang. Dalam tradisi ini, kostum yang mereka pakai dianggap sebagai representasi "jiwa yang tersesat" yang sedang mencari doa dan persembahan. Di waktu yang sama, banyak keluarga yang juga mengunjungi makam sambil membawa makanan, lilin, dan bunga.
5. Haiti: Penghormatan pada Fet Gede dengan Pakaian Leluhur
Di Haiti, Halloween bertepatan dengan perayaan Fet Gede atau Festival of the Dead (1–2 November)—sebuah festival bagi para pengikut aliran Voodoo untuk menghormati roh kematian (Gede). Suasana perayaannya mirip dengan perayaan Halloween, tetapi dengan sentuhan spiritual khas budaya Haiti. Perayaan ini dipimpin oleh roh utama, Baron Samedi, dan istrinya, Maman Brigitte. Alih-alih kostum modern yang seram, peserta Fet Gede sering kali mengenakan pakaian yang merupakan perpaduan antara busana khas Voodoo dan penghormatan pada leluhur. Mereka dapat berdandan menyerupai roh-roh Gede–arwah pelindung yang dikenal jenaka dan ekspresif. Kostum yang dikenakan biasanya didominasi warna hitam, ungu, dan putih, dihiasi kacamata hitam, topi tinggi, gaun pengantin yang sudah usang, serta riasan wajah menyerupai tengkorak.
Bagaimana nih, Sahabat LBI? Keren dan beragam banget kan kostum dan tradisi Halloween dari berbagai belahan dunia ini—mulai dari La Catrina yang glamor, cosplay Jepang yang super kreatif, hingga Pangangaluluwa dan Fet Gede yang penuh makna spiritual. Dari kelima negara di atas, kostum mana yang paling unik dan menarik untuk Sahabat LBI coba di Halloween tahun ini?
Penulis: Tsabita Athaya (Sastra Inggris, 2023)