Bahasa Indonesia ‘Miskin’ Kosakata? Real or Fake?
Beberapa waktu yang lalu sempat ramai di media sosial terkait bahasa Indonesia yang disebut ‘miskin’ kosakata. Kira-kira pernyataan ini real or fake, ya, Sahabat LBI? Coba kita simak terlebih dahulu pembahasan di bawah ini, yuk!
Perbandingan dengan Bahasa Arab dan Inggris
Jika dilihat dari jumlahnya, kosakata dalam bahasa Indonesia berkisar di angka 120.000 entri. Jumlah tersebut memang jauh lebih sedikit apabila dibandingkan dengan bahasa Inggris, yang berjumlah 600.000 hingga satu juta, dan bahasa Arab yang berjumlah sekitar 12 juta. Namun, usia ketiga bahasa ini perlu diperhatikan karena berpengaruh kepada lama perkembangannya. Bahasa Arab sudah ada sejak abad pertama Masehi, dan bahasa Inggris mulai berkembang sekitar tahun 800, sedangkan bahasa Indonesia baru terbentuk pada tahun 1928, bertepatan dengan proklamasi Sumpah Pemuda. Hal ini menjadikan perbandingan jumlah kosakata dari ketiga bahasa tersebut tidak apple to apple karena bahasa Indonesia jauh lebih ‘muda’ dibandingkan dengan bahasa Inggris dan Arab yang sudah jauh lebih berkembang.
Perkembangan Bahasa Indonesia
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia banyak menyerap kosakata dari bahasa daerah dan bahasa asing. Kata serapan terjadi karena bahasa Indonesia berinteraksi dengan banyak bahasa lain, dan di Indonesia sendiri tercatat ada lebih dari tujuh ratus bahasa daerah. Interaksi bahasa Indonesia dengan banyaknya bahasa daerah ini berkontribusi bagi perkembangan dan kekayaan kosakata bahasa Indonesia. Kemendikbudristek menargetkan untuk memperbanyak kosakata bahasa Indonesia dari 120 ribu menjadi 200 ribu entri di KBBI pada Oktober 2024, yang bermanfaat untuk memperkaya khazanah dan agar bahasa Indonesia memiliki istilah-istilah bahasa asing yang berkaitan dengan perkembangan kebudayaan yang sebelumnya tidak dimiliki.
Siapa yang Sebenarnya ‘Miskin’ Kosakata?
Pada artikel sebelumnya, pernah dibahas mengenai xenoglosofilia, yaitu fenomena penggunaan bahasa asing yang berlebihan. Fenomena ini kemungkinan menjadi penyebab orang-orang mengatakan bahwa banyak istilah asing yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Padahal, bisa jadi seseorang hanya tidak familiar dengan kosakata yang dituju karena jarang digunakan, dan lebih sering menggunakan istilah dari bahasa asing.
Dengan demikian, ‘miskin kosakata’ lebih tepat digunakan untuk menggambarkan seseorang yang menggunakan suatu bahasa tetapi tidak mengetahui banyak kata, bukan untuk menggambarkan bahasa itu sendiri. Kosakata yang dimiliki seseorang bisa dijadikan sebagai indikator untuk menilai tingkat pengetahuan, kecerdasan, serta pengalaman berbahasa individu tersebut. Oleh karena itu, luasnya kosakata seseorang akan tercermin dalam kemampuannya menyampaikan pikiran, perasaan, pengalaman, dan ide dengan jelas dan tepat, baik secara lisan maupun tulisan.
Walaupun dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan bahasa Indonesia, tidak menutup kemungkinan jika kita ‘miskin’ perbendaharaan kosakata bahasa ibu kita sendiri. Jika Sahabat LBI sedang atau pernah mempelajari bahasa asing, apapun teknik memperkaya kosakata bahasa asing yang digunakan pastinya bisa diaplikasikan juga untuk memperkaya kosakata bahasa Indonesia, salah satunya adalah dengan banyak membaca.
Berdasarkan jumlahnya, kosakata bahasa Indonesia memang sedikit, tetapi hal ini tidak serta merta menentukan suatu bahasa ‘miskin’, sebab dalam KBBI kata tersebut bermakna tidak berharta; serba berkekurangan, dan berkonotasi negatif. Maka, pernyataan “Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang ‘miskin’ kosakata”, adalah tidak tepat atau fake, ya, Sahabat LBI!
Penulis: Anna Maura Aulia Rambe (Pemagang MKBM LBI FIB UI 2024)