Perbedaan Bahasa Isyarat: BISINDO VS SIBI
Bahasa isyarat merupakan jembatan komunikasi yang sangat penting bagi Teman Tuli. Di Indonesia, terdapat dua sistem bahasa isyarat yang biasa digunakan, yakni BISINDO dan SIBI. Meskipun keduanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi terdapat perbedaan mendasar yang membedakan keduanya. Kira-kira apa ya yang membedakannya? Agar Sahabat LBI tidak penasaran, yuk, kita bahas keduanya!
- BISINDO
Bahasa Isyarat Indonesia atau yang kerap disingkat menjadi BISINDO merupakan salah satu sistem bahasa isyarat yang terdapat di Indonesia. Kemunculan BISINDO terjadi secara alamiah di kalangan Teman Tuli dan bukan hasil dari konstruksi buatan, sehingga pada akhirnya BISINDO ditetapkan menjadi alat komunikasi utama mereka. Karena muncul secara alami, maka penggunaan BISINDO memiliki variasi gerakan yang berbeda-beda di setiap daerah, tergantung dengan budaya Tuli di daerah tersebut; salah satu contohnya adalah penggunaan BISINDO di Jakarta yang tentunya berbeda dengan penggunaan BISINDO di Bandung dan Yogyakarta. Penggunaan BISINDO sebagai alat komunikasi dilakukan dengan gerakan tangan serta ekspresi wajah dan bahasa tubuh dalam mendukung pemahaman pesan. BISINDO juga terus berkembang seiring dengan perubahan zaman dan kebutuhan Teman Tuli.
- SIBI
Sistem Bahasa Isyarat Indonesia atau kerap disingkat menjadi SIBI merupakan salah satu sistem bahasa isyarat yang ada di Indonesia dan dibuat secara khusus untuk menyesuaikan bahasa isyarat dengan struktur bahasa Indonesia. SIBI dirancang agar lebih mudah dipahami oleh orang-orang yang sudah menguasai bahasa Indonesia lisan, terutama dalam konteks pendidikan formal. Jika BISINDO terbentuk secara alami dalam komunitas Tuli, maka SIBI merupakan sebuah sistem bahasa isyarat yang dibentuk oleh mantan kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) yang merupakan orang dengar. Pembuatan SIBI diadopsi dari bahasa isyarat Amerika (ASL) dan telah diresmikan oleh pemerintah Indonesia. Dalam penggunaannya, SIBI biasanya digunakan pada pembelajaran di SLB. Namun, penggunaan SIBI sebenarnya dianggap lebih sulit oleh Teman Tuli karena mengandung kosakata yang baku dan rumit yang disesuaikan dengan KBBI, serta memiliki awalan dan akhiran, berbeda dengan BISINDO yang penggunaannya lebih sederhana.
Berdasarkan kedua paparan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa perbedaan dari bahasa isyarat BISINDO dan SIBI, yaitu:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Baik BISINDO maupun SIBI memiliki peran penting dalam kehidupan Teman Tuli di Indonesia. SIBI, dengan strukturnya yang formal dan terstandarisasi, sangat berguna dalam konteks pendidikan dan komunikasi resmi. Di sisi lain, BISINDO, sebagai bahasa alami yang kaya akan ekspresi dan budaya, menjadi identitas dan alat komunikasi sehari-hari bagi komunitas Tuli. Perbedaan antara SIBI dan BISINDO menunjukkan keragaman dan kekayaan bahasa isyarat di Indonesia. Penting untuk memahami bahwa kedua bahasa ini ada untuk saling melengkapi, bukan untuk dibandingkan dan saling menggantikan. Idealnya, masyarakat perlu menghargai dan mendukung perkembangan kedua bahasa isyarat ini. Dengan begitu, Teman Tuli dapat berkomunikasi dengan lebih efektif dan merasa lebih diterima di masyarakat.
Penulis: Zahra Raudhatul Jannah