Ragam Kalimat dalam Bahasa Indonesia
Dalam kehidupan sehari-hari, pernahkah Sahabat LBI merasa bingung untuk merangkai kata? Atau bahkan bimbang mengenai cara menempatkan posisi dengan lawan bicara? Ternyata hal tersebut salah satunya dapat diakibatkan oleh tidak tepatnya penggunaan ragam kalimat, lho. Mempelajari suatu bahasa tidak hanya berhenti ketika sudah menguasai bahasa tersebut, tetapi juga tetap berlanjut dan bahkan sangat penting untuk mengetahui detail-detail terkecil seperti bagaimana seharusnya sebuah kalimat ditulis atau diucapkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang dihadapi.
Contoh sederhananya saja, saat Sahabat LBI menulis surat untuk teman, umumnya isi dari surat tersebut akan dipenuhi dengan kalimat yang menunjukkan kesan lebih santai dan akrab. Berbeda dengan penulisan surat yang ditujukan kepada guru, dosen, ataupun atasan kerja yang akan lebih banyak menunjukkan kesan serius. Sama halnya ketika berbicara melalui lisan, dapat disesuaikan dengan konteks atau siapa lawan bicaranya atau audiens yang dituju. Oleh karena itu, penting untuk diketahui apa saja ragam kalimat dalam bahasa Indonesia serta bagaimana penggunaannya agar sejalan dengan kebutuhan. Yuk, simak penjelasan berikut!
Ragam Formal
Ragam ini identik dengan penulisan yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, dalam artian mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Dalam menulis atau melisankan ragam formal, diperlukan pengetahuan yang luas mengenai aturan-aturan yang termuat di dalam EYD, agar kita dapat memilah kata baku dan tidak baku. Hal ini bertujuan agar kesan formal yang dibangun dapat tersampaikan dengan baik.
Ragam formal digunakan dalam situasi resmi, contohnya seperti saat memberikan pidato, menulis surat lamaran kerja, membuat proposal, hingga menulis artikel ilmiah. Beberapa situasi tersebut memerlukan rangkaian kalimat yang dipenuhi dengan konteks formal, kata baku, dan kata yang menunjukkan kesan serius maupun profesional. Lawan bicara untuk ragam ini biasanya berhubungan dengan urusan-urusan resmi pula, misalnya seperti dalam bidang pendidikan dan pekerjaan. Contoh kalimat formal adalah “Selamat siang, para hadirin dan tamu undangan. Izinkan saya untuk memperkenalkan diri sekaligus membuka acara pada siang hari ini.”
Ragam Semiformal
Semi memiliki artian hampir atau setengah. Dalam hal ini, ragam semiformal adalah cara menyusun hingga menggunakan kalimat dengan campuran bahasa formal dan tidak formal. Ragam ini tidak terlalu sulit untuk diidentifikasi karena sering dijumpai dalam situasi formal, tetapi terdapat beberapa kata yang menunjukkan ketidakbakuan, ketidakformalan, maupun kesan yang lebih tidak kaku.
Ragam ini cukup mudah ditemukan di dalam artikel berita maupun artikel populer yang memuat banyak kata cakapan, tidak baku, hingga bentuk ujaran yang sedang tren. Perbedaan terbesar antara ragam semiformal dan ragam formal terletak pada penggunaan kata, akan tetapi secara keseluruhan format keduanya dapat dikatakan sama. Selain itu, target audiens atau lawan bicara untuk ragam ini pun cukup berbeda. Ragam semiformal biasanya digunakan ketika berhadapan dengan rekan atau ketika menargetkan masyarakat umum. Contoh kalimat semiformal adalah “Mereka mengatakan nggak bertanggung jawab untuk hal tersebut.”
Ragam Nonformal
Berbeda dengan dua ragam sebelumnya yang masih terikat dengan situasi resmi, ragam nonformal digunakan dalam situasi tidak resmi bahkan terkesan sangat santai. Perbedaan mencolok dapat terlihat pada rangkaian kata yang dituliskan maupun dilisankan, yang umumnya dipenuhi dengan kata tidak baku, kata tidak formal, dan menunjukkan kesan akrab. Perbedaan ciri lainnya juga dapat dilihat dari lawan bicaranya yang biasanya adalah teman sebaya ataupun orang-orang terdekat.
Ragam nonformal dapat ditemukan dan digunakan dalam percakapan sehari-hari yang memuat pembahasan yang tidak terlalu ‘berat’ ataupun serius. Baik melalui lisan maupun tulisan, ragam ini digunakan untuk membangun komunikasi yang lebih terkesan dekat dan menunjukkan keakraban di antara para penuturnya. Contoh kalimat nonformal adalah “Gue laper deh, makan yuk, guys!”
Nah, setelah mengetahui tiga jenis ragam kalimat dalam bahasa Indonesia, apakah Sahabat LBI sudah menggunakannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi? Semoga informasi tersebut dapat bermanfaat bagi Sahabat LBI ya!
Penulis: Deswita Kusuma Siriani (Pemagang LBI FIB UI 2025)