Friday the 13th: Sejarah dan Perspektif Berbagai Budaya
Halo, Sahabat LBI!
Apakah Sahabat LBI menyadari sesuatu yang spesial mengenai hari Jumat pekan lalu? Hari Jumat yang lalu adalah hari Jumat tanggal 13, atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Friday the 13th, yang konon merupakan hari paling sial. Angka 13 dan hari Jumat secara terpisah dianggap membawa kesialan, dan ketika kedua unsur ini digabungkan terciptalah hari yang ditakuti oleh sebagian orang karena dianggap potensi terjadinya kesialan akan menjadi berlipat ganda pada hari tersebut. Yuk, kita bahas asal usul Friday the 13th yang dianggap sebagai hari yang penuh kesialan!
Terdapat beberapa mitos yang menjadi awal mula munculnya anggapan bahwa hari Jumat merupakan hari tersial dalam seminggu, tetapi diyakini berakar pada tradisi Kristen. Beberapa kejadian yang dipercaya membuat hari Jumat dihubungkan dengan nasib buruk adalah ketika Hawa memberi Adam buah yang ditakdirkan dari Pohon Pengetahuan, ketika Kain membunuh Habel, dan peristiwa penyaliban Yesus. Di Inggris dan Roma Kuno, hari Jumat adalah hari di mana orang yang dijatuhi hukuman mati biasanya digantung, atau disebut dengan Hangman’s Day.
Friday the 13th kerap dikaitkan dengan peristiwa yang dituangkan dalam kitab umat Kristen atau mitos kuno, seperti pada Perjamuan Terakhir, dengan Yudas, murid Yesus sekaligus menjadi orang ke-13 yang hadir pada perjamuan tersebut dan mengkhianati Yesus. Penataan tempat duduk pada Perjamuan Terakhir juga dipercaya telah memunculkan mitos tersendiri yang sudah lama ada bahwa kehadiran 13 orang dalam satu meja merupakan pertanda buruk.
Namun, tidak semua budaya menganggap 13 sebagai angka yang penuh kesialan. Di beberapa negara, terdapat angka lain yang dianggap membawa kesialan, yaitu angka 4 di budaya Tiongkok dan beberapa negara Asia Timur, seperti Jepang, Korea, dan Taiwan. Anggapan ini disebabkan karena dalam bahasa Mandarin angka 4 diucapkan "si" yang terdengar mirip dengan kata "siwang" yang berarti kematian.
Di Italia, hari yang dianggap penuh kesialan adalah hari Jumat tanggal 17. Nomor 17 dalam angka Romawi (XVII) bisa diubah menjadi VIXI, yang dalam bahasa Latin berarti "aku telah hidup" tetapi justru diasosiasikan dengan kematian. Lain halnya dengan anggapan yang ada di negara-negara berbahasa Spanyol, seperti Spanyol, Meksiko, dan Argentina, hari yang dianggap penuh dengan kesialan adalah hari Selasa tanggal 13. Martes atau hari Selasa dalam bahasa Spanyol berkaitan dengan Dewa Perang, Mars, sehingga orang-orang percaya hari Selasa membawa nasib buruk dan penuh konflik.
Sementara itu di Finlandia, Friday the 13th justru ditetapkan sebagai Hari Kecelakaan Nasional. Hari peringatan ini sudah ada sejak tahun 1995, dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang keselamatan, baik di jalan raya, di rumah, dan di tempat kerja.
Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa Friday the 13th merupakan suatu fenomena budaya yang melampaui batas geografis dan zaman. Meskipun lebih dikenal dalam budaya Barat, konsep hari atau angka sial ternyata cukup universal dengan latar belakang budaya dan simbolisme yang berbeda. Perspektif yang muncul dari berbagai budaya ini memperlihatkan bahwa makna dari suatu hal sangat bergantung pada konteks sosial dan kepercayaan lokal.
Penulis: Anna Maura Aulia Rambe (Prodi Prancis 2021)