“Geef Mij Maar Nasi Goreng”: Curhatan dan Ungkapan Kerinduan Hati Orang Belanda terhadap Indonesia
Halo, Sahabat LBI!
Tahukah Sahabat LBI kalau banyak dari orang Belanda, yang lahir dan dibesarkan di Indonesia, ternyata sangat merindukan Indonesia? Baik dari suasananya, kebiasaannya, maupun makanannya, Indonesia memiliki posisi tersendiri di hati orang-orang Belanda yang dulu pernah menjadi bagian dari sejarah Indonesia. Hal ini terlihat dari lagu karya Wieteke van Dort, atau akrab dikenal sebagai Tante Lien, yang berjudul “Geef Mij Maar Nasi Goreng”. Tante Lien yang terpaksa pindah kembali ke Belanda saat masa itu menunjukkan kerinduannya terhadap Indonesia dan makanannya dalam lagu yang diciptakannya tersebut. Sahabat LBI penasaran dengan isi lagu tersebut dan alasan Tante Lien (dan banyak orang Belanda lainnya) merindukan Indonesia? Mari kita simak artikel berikut ini.
Wieteke van Dort, atau lebih dikenal dengan nama panggungnya Tante Lien, adalah seorang keturunan Belanda yang lahir di Surabaya pada tanggal 16 Mei 1943 pada masa pendudukan Jepang. Ayah dari Tante Lien, Theo van Dort, dipenjara pada Masa Bersiap di tanggal 8 Oktober 1945 dan dibunuh pada tanggal 13 Oktober 1945. Di tahun 1957, saat usianya berumur 14 tahun, Tante Lien sedang berlibur ke kediaman keluarganya di Den Haag, Belanda. Naas, saat itu sentimen anti-Belanda semakin menguat akibat Konflik Trikora dan perebutan Irian dari tangan Belanda, yang menyebabkan terjadinya masa repatriasi—suatu masa ketika orang-orang Belanda maupun orang keturunan Indonesia-Belanda “dipulangkan” ke Belanda dan semua harta bendanya disita oleh pemerintah Indonesia. Keadaan ini menyebabkan Tante Lien yang saat itu tengah berlibur terpaksa menetap di Belanda seumur hidupnya.
Kerinduan hati Tante Lien terhadap Indonesia sangat membekas di hatinya. Pada tahun 1977, Tante Lien menggubah dan merilis lagu yang berjudul “Geef Mij Maar Nasi Goreng”–yang artinya “Berikan Aku Nasi Goreng”. Di dalam lagunya, Tante Lien menunjukkan keterkejutannya dan kesulitannya dalam beradaptasi dengan iklim di Belanda dan makanannya.
“Toen wij repatrieerden uit de gordel van smaragd
Dat Nederland zo koud was hadden wij toch nooit gedacht
Maar ‘t ergste was ‘t eten. Nog erger dan op reis
Aardapp’len, vlees en groenten en suiker op de rijst”
Yang artinya,
“Saat kami kembali dari Sabuk Zamrud (Indonesia)
Kami tidak pernah menyangka Belanda begitu dingin
Tapi yang terburuk adalah makanannya, lebih buruk daripada makanan yang didapat selama perjalanan
Kentang, daging, sayuran, dan nasi dengan gula”
Tante Lien kemudian menyampaikan kerinduannya akan nasi goreng yang pernah ia makan saat di Indonesia; hal ini terlihat dari lirik lagunya “Geef mij maar nasi goreng met een gebakken ei. Wat sambal en wat kroepoek en een goed glas bier erbij”–”Berikan aku nasi goreng dengan telur dadar. Dengan sambal dan kerupuk dan segelas bir”. Tante Lien kemudian menambahkan bahwa di Belanda tidak ada sate babi, lontong, tahu petis, dan sejumlah makanan Indonesia lain yang digemarinya. Tante Lien juga menyebutkan bahwa di Belanda tidak ada rasa pedas, yang juga turut menjelaskan kerinduannya yang lain terhadap Indonesia.
Tidak hanya pengarang dan penyanyi dari lagu “Geef Mij Maar Nasi Goreng”, Tante Lien sendiri sebenarnya merupakan karakter ciptaan Wieteke van Dort yang tampil di acara “The Late Late Lien Show”, sebuah acara televisi yang menggambarkan orang-orang Indo-Belanda yang merindukan Hindia Belanda. Tante Lien digambarkan sebagai seorang ‘tante Indo’ paruh baya dengan karakter lucu, yang mengadakan sebuah “koempoelan” atau perkumpulan yang berisi orang-orang Belanda totok maupun Indo-Belanda yang saling bercerita dan mengenang kehidupan mereka selama di Hindia Belanda. Atas perannya sebagai Tante Lien di acara “The Late Late Lien Show”, Wieteke atau Tante Lien mendapatkan penghargaan Medali Perak dari Kementerian Pertahanan pada tanggal 29 Juni 2007 di Den Haag, Belanda, atas perannya dalam memperkenalkan subkultur dari orang-orang Indo-Belanda di Indonesia dan memperkuat ikatan antara masyarakat Belanda dan para veteran. Wieteke van Dort atau Tante Lien meninggal pada tanggal 15 Juli 2024 karena kanker hati yang dideritanya.
Walau kehadiran Belanda pada masa kolonial menyisakan luka tersendiri di hati orang-orang Indonesia, keturunannya yang lahir dan besar di Indonesia telah menjadi bagian dari Indonesia. Orang-orang Belanda yang diusir dari Indonesia pada masa repatriasi sangat merindukan Indonesia, yang dibuktikan dengan kehadiran Tante Lien dan lagunya yang berjudul “Geef Mij Maar Nasi Goreng”. Peran Tante Lien memperkenalkan budaya Indonesia dan kultur Indo-Belanda kepada orang-orang Belanda, dan menjadi jembatan yang menghubungkan Indonesia dengan Belanda, ini patut kita apresiasi.
Penulis: Valerina R.C. (Sastra Inggris, 2022)