Chaebol: Konglomerat Besar di Balik Majunya Ekonomi Korea Selatan
Korea Selatan merupakan salah satu negara yang dikenal dengan perkembangan ekonominya yang sangat cepat. Negara dengan julukan Negeri Ginseng ini berhasil bertransformasi dari negara berkembang menjadi pusat inovasi global–mulai dari sektor teknologi, otomotif, hiburan, hingga industri kreatif. Di balik keberhasilan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan, terdapat peran besar dari kelompok konglomerat yang dikenal dengan sebutan chaebol. Istilah ini mungkin sering Sahabat LBI dengar dalam drama Korea, tetapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan chaebol dan bagaimana pengaruhnya terhadap aktivitas perekonomian di Korea Selatan? Yuk, mari simak penjelasan berikut ini!
Apa itu Chaebol?
Chaebol adalah kelompok perusahaan besar Korea Selatan yang dimiliki dan dipimpin oleh suatu keluarga serta keturunannya. Beberapa perusahaan besar yang termasuk dalam kelompok chaebol antara lain Samsung, LG, Hyundai, dan SK Group. Dilansir dari laman Britannica, memasuki awal abad ke-21, jaringan chaebol ini menyumbang hampir dua pertiga dari total ekspor Korea Selatan dan menarik masuknya investasi asing ke negara tersebut.
Sejarah Chaebol
Dalam artikel jurnal “The Origins of Korean Chaebols and Their Roots in the Korean War” karya Rhyu Sang-young, disebutkan bahwa model bisnis chaebol muncul setelah Perang Korea pada tahun 1950-an. Setelah perang berakhir, sebagian besar fasilitas industri di Korea rusak dan mengakibatkan kelumpuhan total pada perekonomian Korea. Sebelum Jepang menyerah pada tahun 1945, Korea berada di bawah pedudukan Jepang, dan selama masa pendudukan tersebut Jepang membangun berbagai fasilitas industri. Aset-aset yang dimiliki inilah yang kemudian dijual dan diambil alih oleh para pengusaha yang merupakan representasi dari kelas kapitalis baru. Selain itu, adanya dana bantuan dari Amerika Serikat dan lembaga internasional juga memainkan peranan yang besar terhadap perkembangan perusahaan-perusahaan tersebut.
Mengutip dari laman tirto.id, pada masa pemerintahan Syngman Rhee, pemerintah Korea Selatan mengambil langkah aktif untuk mendorong pertumbuhan dari perusahaan-perusahaan tersebut. Salah satu langkah yang diambil pemerintah Syngman Rhee adalah menerapkan strategi industrialisasi substitusi impor dan memanfaatkan dana bantuan dari AS serta PBB untuk sebagian besar pembelian impor. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengurangi ketergantungan pada barang-barang impor dengan cara memperkuat produksi dalam negeri.
Memasuki era 1970-an dan 1980-an, strategi ekonomi tersebut mulai menunjukkan hasil yang signifikan. Perekonomian Korea Selatan melonjak pesat, bahkan melampaui banyak negara industri baru lainnya. Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan tersebut adalah perusahaan-perusahaan chaebol mulai fokus ke arah ekspor, memperluas produksi, dan memperkuat daya saing global.
Kritik Terhadap Chaebol
Meskipun perusahaan-perusahaan chaebol dinilai berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan, model bisnis ini juga tidak lepas dari berbagai berbagai kritik. Para kritikus menilai bahwa dominasi chaebol telah menciptakan konsentrasi modal dan kekuasaan ekonomi pada segelintir perusahaan raksasa. Kondisi ini dinilai sebagai monopoli karena pasar menjadi sangat bergantung pada kelompok-kelompok bisnis besar tersebut. Selain itu, struktur ekonomi ini juga dianggap dapat menghambat kreativitas dan inovasi, karena keputusan hanya berputar di lingkaran suatu keluarga tertentu.
Tidak hanya berdampak di ranah ekonomi, pengaruh chaebol juga merambah ke dunia politik. Kekuasaan yang begitu besar di tangan keluarga-keluarga terkemuka memunculkan kekhawatiran bahwa mereka dapat memengaruhi arah kebijakan publik demi kepentingan kelompok sendiri.
Penutup
Chaebol telah menjadi bagian penting dari identitas ekonomi dan budaya di Korea Selatan. Mereka berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan membangun reputasi global. Penjelasan di atas membuka pengetahuan baru bahwa kemunculan chaebol tidak terjadi secara instan, melainkan melalui proses sejarah yang panjang. Semoga artikel ini membantu Sahabat LBI mengenal lebih jauh tentang dinamika ekonomi di Korea Selatan dan memperluas wawasan mengenai fenomena bisnis global. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Penulis: Widdy Fatimah (Ilmu Sejarah, 2022)