Memahami Istilah Aktor “Chungmuro”
Halo, Sahabat LBI!
Bagi para pencinta film dan drama Korea, istilah “Chungmuro” mungkin bukan hal yang terdengar asing. Istilah ini sering muncul dalam ulasan dan diskusi film, wawancara aktor, hingga pemberitaan terkait industri perfilman Korea Selatan. Namun, bagi sebagian orang lainnya, istilah tersebut terdengar seperti bahasa asing yang bahkan tidak pernah dilafalkan. Apa sebenarnya Chungmuro itu? Mengapa ada sebutan “aktor Chungmuro”? Dan mengapa istilah ini terus bertahan hingga sekarang, meskipun zaman telah berubah?
Chungmuro sebagai Lokasi Bersejarah Perfilman Korea
Secara sederhana, Chungmuro adalah nama sebuah jalan di kawasan Jung-gu, Seoul. Lokasinya tidak begitu luas, tetapi perannya dalam sejarah budaya Korea Selatan sangatlah besar. Sejak tahun 1960-an hingga memasuki era 1990-an, Chungmuro menjadi pusat kegiatan perfilman Korea. Studio produksi, kantor distributor, perusahaan penyiaran, hingga bioskop-bioskop utama berdiri berdekatan di jalan ini. Tidak berlebihan jika pada masa itu Chungmuro sering disebut sebagai “Hollywood-nya Korea.”
Keberadaan Chungmuro juga mencerminkan lahirnya identitas film Korea. Di sinilah para sutradara, penulis skenario, produser, editor, dan para pekerja film bekerja membangun industri perfilman nasional. Banyak film ‘besar’ lahir dari kawasan ini, baik film komersial maupun karya yang kini dianggap klasik. Maka, ketika masyarakat Korea menyebut “Chungmuro,” yang dimaksudkan bukan hanya sebuah wilayah di Kota Seoul, tetapi juga tradisi panjang industri film dan reputasi seniman-seniman yang bekerja di dalamnya.
Seiring perkembangan zaman, pusat produksi film memang bergeser ke kawasan lain, seperti Gangnam dan Digital Media City (DMC). Namun demikian, Chungmuro tetap dikenang sebagai akar sejarah sinema Korea. Media dan publik masih menggunakan istilah ini untuk merujuk pada dunia perfilman Korea secara keseluruhan, bukan hanya pada lokasi fisiknya.
Lahirnya Istilah “Aktor Chungmuro”
Perlu Sahabat LBI ketahui bahwa istilah “aktor Chungmuro” muncul dari reputasi kawasan ini sebagai pusat produksi film-film berkualitas. Istilah tersebut digunakan untuk mengacu pada aktor-aktor yang dikenal terutama melalui karya film, bukan sekadar popularitas di televisi, variety show, atau media sosial. Lebih dari itu, sebutan ini juga memuat makna khusus dan gelar kehormatan atas kualitas akting para aktor.
Seorang aktor dianggap sebagai “aktor Chungmuro” ketika ia memiliki beberapa ciri berikut.
- Rekam jejak akting yang kuat dan konsisten, terutama dalam dunia perfilman.
- Keberanian dalam memilih proyek dan mengeksplorasi berbagai karakter, termasuk film-film dengan tema unik atau eksperimental.
- Fokus pada kualitas seni peran, bukan hanya ketenaran atau popularitas.
- Pengakuan dari berbagai pihak—kritikus, sineas, dan sesama aktor.
Dengan kata lain, “aktor Chungmuro” bukanlah gelar yang resmi, melainkan sebuah gelar kehormatan yang diberikan oleh publik kepada aktor yang dianggap telah teruji kualitasnya dalam dunia perfilman Korea. Banyak aktor Korea yang beranggapan bahwa diakui sebagai “aktor Chungmuro” adalah sebuah pencapaian tersendiri, bahkan lebih membanggakan daripada popularitas.
Mengapa Sebutan Ini Begitu Penting?
Di Korea Selatan, terdapat perbedaan yang cukup jelas antara industri drama televisi dan industri film. Drama cenderung bersifat mainstream dan diproduksi dalam jumlah besar. Sementara itu, film sering dipandang sebagai medium yang lebih artistik dan menuntut kedalaman akting yang berbeda. Oleh karena itu, aktor yang kuat di dunia film biasanya dianggap memiliki kemampuan yang lebih matang dan versatile.
Sebutan “aktor Chungmuro” pun menjadi penanda kualitas dari seorang aktor. Jika dunia drama memiliki bintang-bintangnya sendiri, maka dunia film memiliki standar dan pengakuan yang diwakili oleh istilah “Chungmuro”. Dalam konteks ini, menjadi “aktor Chungmuro” berarti memiliki validasi yang tidak semua aktor dapat raih.
Contoh Figur Aktor Chungmuro yang Terkenal
Walaupun tidak terdapat daftar resmi, beberapa aktor kerap disebut sebagai representasi Chungmuro karena kualitas dan jejak karya yang mereka miliki. Nama-nama seperti Lee Byung-hun yang berperan sebagai Front Man di serial Squid Game, Ma Dong-sook yang bermain di film Train to Busan, atau Jeon Do-yeon dan Hwang Jung-min yang bermain di film Netflix Kill Boksoon, sering kali dijadikan acuan. Mereka berhasil menyeimbangkan antara pencapaian di dalam bidang seni dan pengakuan publik, sekaligus membentuk standar bagi generasi aktor berikutnya.
Chungmuro di Era Modern
Saat ini, meskipun tidak lagi menjadi pusat dari industri perfilman secara fisik, Chungmuro tetap hidup sebagai simbol identitas sinema Korea. Istilah ini menunjukkan bahwa sinema Korea memiliki sejarah dan karakter yang panjang, bahkan sebelum Hallyu wave menjadi fenomena global. Hari ini, sebutan tersebut masih dipakai dalam festival film, kritik film, dan berita-berita industri perfilman. Chungmuro memperlihatkan kepada kita bahwa kualitas sinema Korea terbentuk melalui proses panjang yang melibatkan banyak generasi seniman.
Sahabat LBI, setiap “aktor Chungmuro” memiliki karakteristik, gaya berakting, dan perjalanan karier yang unik. Ada yang dikenal melalui peran-peran unik, ada pula yang menonjol lewat keberanian mengambil proyek bertema berat atau eksperimental. Keberagaman inilah yang membuat istilah “aktor Chungmuro” menjadi cerminan dedikasi para aktor dalam menghadirkan karya berkualitas. Bagi Sahabat LBI sendiri, “aktor Chungmuro” mana yang paling Anda kenal atau mungkin Anda kagumi?
Penulis: Tsabita Athaya (Sastra Inggris, 2023)