Menelusuri Kiprah Musikal Korea Selatan di yang Mendunia
Halo, Sahabat LBI!
Saat membicarakan Korea Selatan, pikiran Sahabat LBI mungkin akan langsung tertuju pada K-pop, drama, atau filmnya yang mendunia. Namun, di balik gemerlap industri hiburan itu, ada satu bidang lain yang juga banyak digemari oleh para penggemar budaya Korea Selatan dan menarik perhatian dunia, yaitu pertunjukan musikal. Dalam dua dekade terakhir, Korea Selatan menjadi salah satu pusat pertunjukan musikal yang paling aktif di Asia. Tidak sedikit yang kemudian menyebut Seoul sebagai Asia’s Broadway.
Perlu Sahabat LBI ketahui bahwa kebangkitan seni pertunjukan Korea sudah dimulai sejak awal tahun 2000-an, ketika rumah produksi dan teater mulai berani berinvestasi besar-besaran untuk menciptakan pertunjukan yang orisinal dan berkualitas tinggi. Kini, berbagai teater megah seperti Blue Square, Charlotte Theater, Chungmu Arts Center, Kwanglim Arts Center BBHC Hall, CJ Towol Theater, dan lainnya telah menjadi panggung utama bagi karya lokal maupun adaptasi dari Broadway dan West End. Setiap tahun, penonton disuguhi deretan pertunjukan dengan kualitas artistik dan teknis yang tidak kalah dari panggung Broadway.
Salah satu kekuatan utama pertunjukan musikal Korea terletak pada kemampuannya menghadirkan adaptasi dari karya Broadway dengan sentuhan lokal. Produksi seperti Les Misérables, Wicked, The Phantom of the Opera, Chicago, Jekyll & Hyde, Hadestown, Sweeney Todd, Mamma Mia!, Aladdin, West Side Story, Beetlejuice, hingga Hedwig and The Angry Inch kerap tampil di Seoul dengan kualitas tinggi, mengimbangi antusiasme peminat seni pertunjukan di Korea Selatan yang luar biasa. Para pemain musikal Korea dikenal karena kemampuan vokal dan akting yang kuat, sehingga menjadikan setiap pementasan terasa segar dan memikat bagi para penonton.
Namun, kehebatan industri musikal Korea tidak hanya ditampilkan dalam berbagai adaptasi karya Broadway. Negara ini juga dikenal aktif memproduksi musikal orisinal dengan cerita dan nuansa khas Asia Timur yang unik. Salah satu contoh suksesnya adalah Maybe Happy Ending, karya Will Aronson dan Hue Park, yang pertama kali dipentaskan di Seoul pada 2016. Mengisahkan dua robot yang mulai merasakan cinta dan kehangatan manusia, musikal ini berhasil memikat penonton dengan cerita futuristik yang lembut dan emosional. Kesuksesan besarnya bahkan membuat karya ini menembus panggung Broadway, menjadi bukti nyata bahwa musikal Korea mampu bersaing di level global.
Selain itu, ada pula musikal Fan Letter, yang juga menjadi tonggak penting dalam dunia musikal orisinal Korea. Terinspirasi dari era sastra 1930-an di Seoul, Fan Letter mengisahkan penulis muda bernama Jeong Se-hun, yang sangat mengagumi novelis terkenal bernama Kim Hae-jin. Karena kekagumannya, Se-hun menulis surat penggemar (fan letter) yang dikirim menggunakan nama pena perempuan bernama “Hikaru.” Tak disangka, Kim Hae-jin yang sedang berada dalam masa sulit terhibur oleh surat-surat itu dan mulai membalasnya, tanpa tahu siapa pengirim sebenarnya. Musikal ini menuai banyak pujian karena naskahnya yang puitis, musiknya yang indah, dan penyajiannya yang minimalis namun emosional. Keberhasilannya membuat Fan Letter tidak hanya populer di dalam negeri, tetapi juga sempat dipentaskan di Tiongkok dan Jepang.
Kreativitas serupa juga terlihat pada karya-karya seperti The Last Empress—musikal pertama Korea Selatan berskala besar yang mengangkat kisah Ratu Myeongseong dari Dinasti Joseon—dan Hero, yang bercerita tentang pahlawan nasional Ahn Jung-geun. Melalui karya-karya tersebut, para kreator Korea Selatan menunjukkan bagaimana cerita lokal dapat diangkat menjadi pertunjukan dengan nilai universal, sekaligus memperkenalkan sejarah dan budaya mereka ke dunia.
Di balik kemajuan ini, tentunya ada dukungan kuat dari berbagai pihak—mulai dari pemerintah, lembaga kebudayaan, hingga perusahaan swasta—yang memandang musikal sebagai bagian penting dari industri kreatif nasional. Banyak pula aktor musikal terkenal seperti Jo Seung-woo, Ock Joo-hyun, Hong Kang-ho, Kim Jun-su, Park Hyo-shin, dan lainnya yang berperan besar dalam memperluas daya tarik musikal di kalangan masyarakat luas. Bahkan banyak di antara aktor musikal tersebut yang juga terkenal di kalangan para fans drama Korea karena kerap kali terjun ke dunia hiburan tersebut.
Kini, menonton musikal di Seoul bukanlah aktivitas yang unik, melainkan sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan budaya masyarakat Korea Selatan. Setiap tahun, ribuan penonton lokal maupun wisatawan mancanegara memenuhi kursi teater untuk menikmati pertunjukan yang memadukan cerita, musik, dan emosi secara menakjubkan.
Jadi, Sahabat LBI, jika suatu saat kamu berkesempatan berkunjung ke Korea Selatan, jangan hanya mampir ke lokasi syuting drama, agensi bias-mu, atau konser K-pop. Cobalah untuk menyaksikan satu pertunjukan musikal di Seoul. Siapa tahu kamu akan menemukan kesenangan tersendiri yang membuktikan bahwa pertunjukan musikal Korea memang layak disejajarkan dengan karya panggung Broadway.
Penulis: Tsabita Athaya (Sastra Inggris, 2023)