Singlish: Bahasa Inggris Kreol asal Singapura
Halo Sahabat LBI!
Apakah Sahabat LBI pernah berkunjung ke Singapura? Negara kecil yang terletak tak jauh dari Indonesia ini sering menjadi tujuan berlibur bagi para pelancong karena negara ini menawarkan perpaduan unik antara modernitas dan tradisi, kebersihan dan keamanan, serta keanekaragaman budaya dan kuliner. Saat di Singapura, mungkin Sahabat LBI sedikit merasa bingung dengan bahasa Inggris yang digunakan oleh penduduk lokal, baik dengan aksen, kosakata, maupun struktur bahasa yang digunakannya. Bahasa Inggris yang digunakan oleh penduduk Singapura memang bukanlah bahasa Inggris yang sesuai dengan standar yang digunakan oleh orang-orang di seluruh dunia; bahasa Inggris yang digunakan oleh warga Singapura disebut Singlish. Apa itu Singlish dan apa yang membedakan Singlish dengan bahasa Inggris pada umumnya? Yuk kita simak artikel berikut ini!
Singlish merupakan singkatan dari "Singapore English"—secara harafiah berarti "Bahasa Inggris Singapura". Singlish memiliki nama formal yaitu Colloquial Singaporean English (CSE). Pada mulanya bahasa Inggris yang digunakan di Singapura berawal dari masa penjajahan kolonial Inggris di Singapura selama 141 tahun. Akar dari Singlish berasal dari interaksi antara pemerintah kolonial Inggris dengan penduduk lokal Singapura. Perbedaan bahasa di antara keduanya lama-kelamaan menjadi cikal bakal perkembangan Singlish, yang merupakan bahasa Pijin, yaitu sebuah bentuk penyederhanaan antara 2 bahasa yang berbeda—dalam konteks ini merupakan pencampuran antara bahasa ibu yang dimiliki para penutur asli Singapura dengan bahasa Inggris, dan bahasa Inggris yang dibawa oleh para pendatang (pemerintah kolonial Inggris). Seiring berjalannya waktu, Singlish semakin berkembang dan memiliki struktur tata bahasa dan kosakata yang lebih kompleks sehingga menjadi bahasa Kreol, yaitu bahasa yang berkembang sebagai hasil dari interaksi dari beberapa bahasa yang berbeda dan menjadi bahasa ibu yang digunakan bersama oleh para penutur di suatu wilayah.
Singlish bukanlah bahasa formal melainkan bahasa informal yang digunakan oleh penduduk Singapura. Di Singapura sendiri, terdapat 4 bahasa yang menjadi bahasa resmi, yaitu bahasa Melayu, Tamil, Mandarin, dan bahasa Inggris. Kosakata dan struktur tata bahasa Singlish sangat dipengaruhi oleh bahasa-bahasa yang digunakan di Singapura—selain Mandarin, Melayu, Tamil, juga bahasa-bahasa non-resmi lainnya, seperti bahasa Kanton, Hokkien dan Teochew. Singlish juga memiliki beberapa perbedaan yang mencolok dengan bahasa Inggris standar, yaitu penggunaan beberapa kosakata dari bahasa pemengaruhnya. Sebagai contoh, kata pada bahasa Hokkien "Ang Moh"–yang berarti "orang berambut merah"–digunakan dalam percakapan harian sebagai bahasa Singlish, yang diartikan sebagai "orang asing”. Contoh lain adalah adanya ekspresi seperti "Lor", "Leh", "Hor", dan "Lah" pada akhir kalimat atau frasa untuk menunjukkan ekspresi perasaan yang diutarakan oleh orang yang berbicara.
Struktur bahasa yang digunakan dalam Singlish juga berbeda dengan struktur pada bahasa Inggris standar. Bahasa Inggris standar memiliki kosakata tersendiri untuk mengacu pada bentuk lampau (past tense) yang cukup jelas dan tidak hanya mengandalkan waktu, tetapi bahasa Singlish tidak menggunakan kosakata khusus untuk bentuk lampau dan hanya mengandalkan keterangan waktu. Sebagai contoh, kalimat "She ate here yesterday" dalam bahasa Inggris standar menjadi "She eat here yesterday" dalam Singlish. Contoh lain pada Singlish adalah penggunaan frasa "or not?" di akhir kalimat untuk menanyakan sesuatu, seperti pada "can you eat pork or not?"
Pada perjalanannya sebagai bahasa yang umum digunakan oleh warga Singapura, Singlish dianggap bukan representasi bahasa Inggris yang baik dan dianggap sebagai bahasa Inggris yang "rusak" dengan grammar standar yang disalahgunakan dan pencampuran kosakata bahasa lokal dan bahasa Melayu yang digunakan. Hal ini menyebabkan, pada tahun 2000, pemerintah Singapura mengeluarkan gerakan Speak Good English Movement (SGEM) sebagai upaya dari pemerintah menghimbau penduduk Singapura untuk berbahasa Inggris dengan struktur grammar yang benar, dengan tujuan menghilangkan penggunaan Singlish dan menggantinya dengan bahasa Inggris yang baku. Akan tetapi kehadiran SGEM menjadi cukup kontroversial, karena Singlish sudah menjadi identitas dari masyarakat Singapura dan penggunaannya tidak serta merta "merusak" penggunaan bahasa Inggris standar di Singapura, yang tetap digunakan dalam konteks resmi.
Singlish memiliki sejarah yang panjang di hati masyarakat Singapura. Singlish bukan hanya menjadi ‘cabang’ dari bahasa Inggris, tetapi juga menjadi identitas diri bagi penduduk Singapura. Walau Singlish dianggap sebagai bahasa Inggris yang "rusak", tetapi penggunaannya justru menunjukkan identitas dari masyarakat Singapura yang beragam dan bersatu sehingga membentuk komunitas baru, sehingga Singlish dianggap masih perlu untuk dijaga demi mempertahankan kekhasan bangsa Singapura sembari tetap mempelajari bahasa Inggris yang baku sebagai bentuk komunikasi dengan dunia internasional.
Sahabat LBI juga ingin mempelajari bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan dunia internasional? Yuk ikut kursus di LBI FIB UI! Pembelajaran bahasa Inggris yang disediakan di LBI sangat disesuaikan bagi pemula yang ingin mempelajari bahasa Inggris namun tidak memiliki pengalaman dalam belajar bahasa Inggris. Segera daftarkan dirimu pada periode kursus selanjutnya ya!
Penulis: Valerina R.C. (Sastra Inggris, 2022)