Ma’nene: Tradisi Membersihkan Jenazah Leluhur di Tanah Toraja
Halo, Sahabat LBI!
Apakah Sahabat LBI pernah mendengar tentang tradisi di mana sebuah keluarga melakukan penggalian makam leluhurnya untuk membersihkan dan mengganti pakaian jenazah yang sudah meninggal puluhan, bahkan ratusan tahun lalu? Meskipun terdengar mengerikan bagi sebagian orang, tradisi ini adalah sebuah tradisi penuh makna yang disebut Ma'nene yang dilakukan oleh masyarakat Toraja, Sulawesi Selatan.
Bagi masyarakat Toraja, Ma'nene bukanlah hal yang menakutkan, melainkan wujud perayaan kehidupan, cinta, dan ikatan keluarga yang tak lekang oleh waktu. Mereka percaya bahwa roh leluhur masih menjadi bagian dari keluarga dan harus terus dihormati. Kematian bagi mereka bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah transisi menuju kehidupan lain. Oleh karena itu, jenazah sering kali tidak langsung dikuburkan, melainkan disimpan dalam rumah selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, sebelum upacara pemakaman yang besar (Rambu Solo'). Setelah dimakamkan, ikatan dengan leluhur tetap dijaga melalui tradisi seperti Ma'nene. Melalui tradisi ini, masyarakat Toraja dapat menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang yang mendalam kepada mereka yang telah tiada. Tradisi ini juga diyakini sebagai cara untuk meminta perlindungan dan berkat dari para leluhur agar panen berhasil, keluarga sejahtera, dan terhindar dari musibah.
Tradisi Ma'nene biasanya dilaksanakan setiap tiga tahun sekali pada bulan Agustus. Seluruh anggota keluarga akan berkumpul dan pergi ke makam keluarga yang biasanya berbentuk gua atau tebing. Di sinilah prosesi inti Ma'nene dimulai.
- Mengeluarkan Peti Mati: Dengan penuh kehati-hatian, peti mati leluhur dikeluarkan dari makam. Peti mati ini sering kali dihias dengan ukiran atau lukisan khas Toraja yang disebut erong.
- Membersihkan Jenazah: Jenazah yang sudah mengering dan terawetkan secara alami (atau melalui proses pembalseman) kemudian diangkat. Anggota keluarga akan membersihkan jenazah dari debu dan kotoran yang menempel. Momen ini dilakukan dengan penuh kelembutan dan rasa hormat.
- Mengganti Pakaian Baru: Ini adalah bagian paling sakral. Setelah bersih, jenazah dipakaikan kain atau pakaian baru yang sudah disiapkan oleh keluarga. Pakaian ini bisa berupa pakaian adat atau bahkan pakaian modern, tergantung keinginan keluarga. Sambil mengganti pakaian, anggota keluarga bisa berinteraksi dengan jenazah, seolah-olah sedang berbicara dengan orang yang masih hidup.
- Mengembalikan Jenazah: Setelah semua proses selesai, jenazah dimasukkan kembali ke dalam peti mati. Peti mati yang sudah diperbarui itu kemudian dikembalikan ke makamnya semula.
Lebih dari sekadar tradisi, Ma'nene menjadi ajang kumpul keluarga yang mempererat persaudaraan lintas generasi. Anggota keluarga dari berbagai daerah akan menyempatkan diri pulang ke kampung halaman untuk ambil bagian dalam tradisi ini. Ini adalah cara untuk mempererat tali persaudaraan dan memastikan bahwa ikatan keluarga tetap kuat dari generasi ke generasi.
Selain itu, Ma’nene ini juga menunjukkan betapa kuatnya nilai-nilai tradisi dan budaya dalam kehidupan masyarakat Toraja. Ma’nene mengajarkan kita untuk melihat kematian dari sudut pandang berbeda. Di Toraja, kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah transisi di mana ikatan dengan orang yang dicintai tetap hidup selamanya.
Tak heran, keunikan Ma'nene juga menjadi daya tarik wisata budaya di Indonesia. Para wisatawan sering kali datang untuk menyaksikan langsung tradisi ini dan belajar tentang kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. Apakah Sahabat LBI tertarik untuk menjadikan Toraja sebagai destinasi wisata budaya berikutnya?
Penulis: Tsabita Athaya (Sastra Inggris, 2023)