Mengenal Churros: Kudapan Manis Asal Spanyol yang Viral di Indonesia
Halo, Sahabat LBI!
Beberapa waktu terakhir, lini masa media sosial di Indonesia diramaikan dengan tren kudapan manis berbentuk panjang yang biasanya disajikan dengan taburan gula atau gula kayu manis di atasnya, serta dilengkapi celupan saus cokelat. Kudapan itu adalah churros, camilan khas Spanyol yang kini tengah menjadi tren kuliner di Indonesia. Popularitas churros semakin terasa ketika banyak food vlogger dan kafe menghadirkannya sebagai salah satu menu andalan, membuat siapa pun ingin mencicipi setiap gigitannya.
Terdapat beberapa versi cerita menarik mengenai asal-usul dari churros. Mengutip dari laman IDN Times, churros terinspirasi dari youtiao–gorengan panjang seperti cakwe dari Tiongkok–yang dibawa ke Eropa oleh pelaut Portugis. Orang-orang Spanyol kemudian mempelajari cara pembuatan youtiao, memodifikasi resepnya, serta menciptakan bentuk churros dengan mencetak adonan menggunakan semprit berbentuk bintang. Churros kemudian diperkenalkan ke Amerika pada abad ke-16 oleh bangsa Spanyol. Versi lain mengatakan churros dibuat oleh para penggembala Spanyol sebagai camilan sederhana pengganti roti panggang.
Ciri khas churros terletak pada bentuk dan teksturnya. Adonan churros terdiri dari tepung, air, garam, dan minyak, yang kemudian dicampur dan diaduk hingga menjadi bentuk adonan yang kalis. Adonan itu kemudian dipindahkan ke dalam kantong kue dengan nozzle berbentuk bintang, yang selanjutnya akan dikeluarkan dalam ukuran yang serupa ke dalam minyak panas, dan digoreng hingga berwarna cokelat keemasan. Churros dapat disajikan dengan saus cokelat sebagai pendamping atau diberi taburan gula halus serta bubuk kayu manis di atasnya.
Di Indonesia, berbagai kafe menawarkan churros dengan berbagai topping, mulai dari matcha, tiramisu, keju, hingga meses. Beberapa daerah juga mengadaptasi churros menggunakan bahan lokal seperti ubi ungu atau singkong, karena dianggap lebih sehat, terjangkau, dan selaras dengan kearifan lokal.
Popularitas churros juga terus meningkat secara signifikan di tingkat global. Dilansir dari laman Tastewise, percakapan sosial tentang churros meningkat 5,03% dari tahun ke tahun, menandakan perhatian masyarakat terhadap camilan asal Spanyol ini semakin besar. Selain itu, di Amerika Serikat sekitar 6,32% restoran (sekitar 236.700 outlet) kini menawarkan churros dalam menu mereka. Tren terbaru juga menunjukkan munculnya vegan churros, yaitu churros yang dibuat tanpa telur atau susu yang cocok untuk orang yang menjalani pola makan vegan.
Dengan demikian, berdasarkan penjelasan tersebut kita jadi mengetahui bagaimana camilan sederhana seperti churros ternyata memiliki cerita sejarah yang panjang. Dari asal usulnya yang terinspirasi dari makanan Tiongkok, kemudian dimodifikasi resepnya oleh orang-orang Spanyol, hingga inovasi modern sampai saat ini, churros menunjukkan bagaimana makanan bisa menembus batas budaya dan waktu. Lalu, bagaimana menurut Sahabat LBI, apakah kalian tertarik untuk mencicipi churros hari ini?
Penulis: Widdy Fatimah (Ilmu Sejarah, 2022)